Fakultas Umum Sudah Harus Terapkan Kurikulum Ulumuddin

Pekanbaru | Jumat, 24 Januari 2014 - 11:00 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)-Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibnu Khaldun (UIK) Bogor Dr Adian Husaini MA mengatakan, sebagai bagian dari proses islamisasi ilmu pengetahuan, Fakultas Umum di Indonesia sudah seharusnya menerapkan kurikulum belajar agama Islam (Ulumuddin) minimal 30 persen dari total mata kuliah.

Pasalnya bila tidak, problema pendidikan di Indonesia terus akan dikacau oleh sistim kapitalisme yang mencari keuntungan semata.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pandangan itu disampaikannya di depan peserta Kuliah Umum dan workshshop Islamic Worldview dengan tema Dekolonialisasi, Dewesternisasi dan Islamisi Ilmu Pengetahuan yang ditaja Universitas Abdurrab Pekanbaru, 20-21 Januari 2014 di kampus Univrab.

‘’Misalnya Universitas Abdurrab ini tidak perlu membuat Fakultas Agama Islam (FAI), tapi islamisasi itu ada di setiap fakultas,’’ kata dia.

Ia juga menyebutkan lulusan universitas seharusnya bisa menjadi pakar sekaligus ulama. Misalnya Fakultas Kedokteran, menggabungkan antara ‘’ulumuddin dengan kurikulum kedokteran.

 ‘’Jadi lulusan dari Abdurrab ini minimal bisa Bahasa Arab, menghafal ayat-ayat yang wajib, dan kemudian dia bisa mengembangkan ilmu kedokteran sesuai dengan perspektif Islam. Bukan semata-mata menjadi dokter muslim yang baik. Tapi dia menjadi dokter muslim, sekaligus menjadi ulama,’’ ulasnya lebih lanjut.

Penulis produktif ini mengatakan problema pendidikan di Indonesia saat ini telah dikacaukan oleh sistim kapitalisme yang mencari keuntungan semata. Sekarang kita dikacaukan dengan konsep industrialisasi, kapitalisme sehingga pendidikan sekarang ini hanya mengarahkan manusia-manusia sekarang ini menjadi ‘’sekrup’’ dari bagian industri tertentu,’’ katanya

Wakil Rektor Universitas Abdurrab, dr Susiana Tabrani mengatakan, kampus Abdurrab sudah memulai menerapkan islamisasi ilmu pengetahuan dalam kurikulumnya.

‘’Wacananya sudah sejak delapan tahun yang lalu. Kami coba mengganti beberapa mata kuliah yang kurang signifikan terhadap pemikiran mahasiswa. Untuk kedokteran, sudah mulai lebih diintegrasikan islamisasi. Kalau kita belajar tentang embriologi misalnya, belajar tentang syaraf, itu kita langsung membuat bagaimana menurut al-Quran,’’ tuturnya.

Susi menambahkan, saat ini di Universitas Abdurrab juga dilakukan kolaborasi antara pakar ilmu kedokteran dengan pakar syariah. Dokter berkolaborasi dengan ahli syariah.(mar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook