Laporan Joko Susilo, Pekanbaru jokosusilo@riaupos.co
Fungsi Terminal Bandaraya Payung Sekaki (BPRS) sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang belum sepenuhnya berjalan.
Terminal megah yang menghabiskan dana puluhan miliar tersebut mayoritas hanya disinggahi angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sekadar mengambil surat jalan.
Pantauan Riau Pos, Jumat (22/11), Terminal BPRS masih terlihat sepi. Beberapa bus AKAP biasanya terparkir di sisi sebelah kanan terminal, pagi itu tidak ada satu pun terlihat.
Beberapa angkutan umum AKDP memilih masuk terminal, namun hanya untuk sekadar mengambil surat jalan.
‘’Travel masuk terminal, mereka kan perlu melengkapi surat jalan rute jurusannya,’’ ungkap petugas UPTD BRPS Dishubkominfo Pekanbaru yang mengaku bernama Dani, saat ditemui Riau Pos, di pos masuk terminal.
Menurutnya, bus angkutan umum jenis travel dan ukuran 3/4 rute AKDP mulai ramai masuk ke terminal. Para sopir disebutkan tidak ingin ambil resiko dengan tidak melengkapi surat jalan. Sanksi yang paling ringan tak memiliki surat jalan bisa di sanksi tilang. Apalagi saat ini petugas Dishubkominfo gencar-gencarnya melakukan razia di titik pintu masuk perbatasan Kota Pekanbaru. ‘’Tak berani lagi sopir-sopir itu tanpa surat jalannya,’’ ungkap pria mudah senyum ini.
Diakuinya, perusahaan angkutan umum penumpang baik AKAP maupun AKDP, belum berminat menempati BRPS. Itu terbukti dengan banyaknya loket pembayaran bus yang tutup alias tidak dibuka. Perusahaan angkutan umum penumpang atau pool memilih membuka loket di luar terminal. Aktivitas pool lebih banyak dilakukan di luar terminal meski loket di terminal juga ada.
‘’Sebenarnya loket-loket ini pernah ditempati, aktivitas pembayaran di loket di terminal tidak bertahan lama. Mereka lebih senang di luar, alasannya di terminal aksesnya jauh dan penumpang juga tidak banyak yang ke terminal,’’ tutur Dani mengakhiri perbincangan.
Dani pun mempersilahkan Riau Pos untuk masuk ke terminal melihat ke dalamnya. Tentunya dengan dibawa petugas bisa tak bayar alias digratiskan masuk kedalam terminal itu. Beberapa bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) terparkir dengan suara mesin yang masih terdengar. Bus tersebut bersiap akan kembali bergerak ke rutenya masing-masing.
Pool TMP memang ditempatkan di Terminal BRPS. Sementara di sisi sebelah kiri terminal itu terlihat bus Indra Karya terpakir diam. Tak terlihat sopir dan kondekturnya. ‘’Bus Inda Karya memang membuka pool di terminal, kalau sudah ada penumpang ya baru jalan,’’ ungkap Irma pemilik warung nasi.
Menurut sopir bus Indah Karya yang mengaku bernama Yoyok, penumpang tidak suka jika harus ke terminal karena dinilai jauh. Makanya banyak pool yang memilih di luar terminal. Meski dirinya parkir di terminal tetapi tetap menjemput penumpang.
‘’Kita hanya armada bus saja di sini, penumpang mana mau ke sini, minta dijemput. Kita memang antar jemput dengan mobil lain yang lebih kecil,’’ katanya.
Terminal ini menempati lahan seluas 10 hektare. Sarana dan prasaran sudah bisa dibilang lengkap, pedagang nasi dan kantin pun lengkap.
‘’Kita sudah sangat tegas. Kita beri sanksi terhadap sopir yang tidak ada surat jalannya. Juga kita sudah duduk bersama pemilik perusahaan agar menempati terminal, tetapi masih dipilih juga di luar,’’ ungkap Kabid Pengawasan dan Pengendalian Lalin Dishub Pekanbaru, Aripin SH kepada Riau Pos.
Melalui tim terpadu belum lama ini turun menertibkan pool angkutan umum penumpang yang beraktivitas di luar terminal. Setidaknya sekitar 56 pool diberikan peringatan dilarang membuka loket di luar terminal.
Tetapi loket itu terlihat masih beroperasi seperti di Jalan SM Amin. Sekitar lima pool bus AKDP membuka loketnya di sana. ‘’Kita akan tertibak kembali mereka,’’ tegas Aripin.(rnl)