Pengangkutan Sampah Diminta Kembali ke Sistem Swakelola

Pekanbaru | Selasa, 23 Agustus 2022 - 10:37 WIB

Pengangkutan Sampah Diminta Kembali ke Sistem Swakelola
RONI PASLA (ISTIMEWA)

BAGIKAN



BACA JUGA


PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Masalah pengangkutan dan pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru sampai saat ini masih belum selesai. Melibatkan pihak ketiga dengan menggelontorkan dana miliaran rupiah dari APBD dinilai tidak efektif. Pengangkutan sampah diminta kembali ke sistem swakelola oleh masyarakat.

Hal ini disampaikan anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Roni Pasla, kemarin. Dia menegaskan, persoalan sampah ini mesti didudukkan kembali model pengangkutan, pengelolaan dan juga retribusinya. Di mana, DPRD sejak dari awal tidak merekomendasikan pengangkutan sampah diserahkan ke pihak ketiga.


"Sekarang kita ingin tahu dulu, dengan kondisi sekarang, apa target pemko yang diinginkan dari masalah sampah ini? Kalau tidak salah ini tahun keempat dipihakketigakan tapi masalahnya tak selesai-selesai. Ini jadi pelajaran mestinya," kata Roni kepada wartawan, Senin (22/8).

OPD terkait, yaitu Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) harus menyampaikan ke DPRD permasalahan ini. Apa rencana DLHK ke depan dan diminta diselaraskan dengan keinginan DPRD yang mewakili masyarakat Pekanbaru.

"Kalau dari kami jelas, kami minta diswakelola. Teknisnya, untuk seperti sebelumnya, dimana pendelegasian pengangkutan itu di tingkat kecematan ke bawah, dan ini pengangkutan secara mandiri," tegasnya.

Untuk hal ini juga di sampaikannya, pihaknya sudah punya gambaran pembanding.  Karena sudah empat tahun dipihakketigakan. Di mana tiga kali di-multiyears-kan, dan tahun ini anggaran regular.

"Sekarang itu kita hanya disibukkan dengan masalah pengangkutan, dan tidak dengan pengelolaan secara utuh. Di sini sudah bisa kita evaluasi,dan kinerja pihak ketiga ini tidak bagus, dan ini terbukti. Lihat yang swakelola, Rumbai, itu tidak ada masalah. Ini bisa menjadi evaluasi, dan menjadi perbandingan untuk di swakelola kembali," ucapnya.

Untuk retribusi ini, dijelaskan Roni, ada regulasi lagi, apakah bisa di-handle oleh kecamatan melalui sistem BLUT atau bagaimana. Ini ada aturan sendiri.

"Saat ini, tidak sepaket, antara pengangkutan, pengelolaan dan retsibusi. Artinya masalah sampah menjadi atensi kita,kita minta ini dikembalikan kepada masyarakat lagi, biaya murah dan kota bisa bersih," ujarnya.(gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook