JAKARTA (RP) - Kementerian Agama (Kemenag) memprediksi aktivitas Jamaah Calon Haji (JCH) selama di Arafah dan Mina (Armina) tidak sepadat tahun-tahun sebelumnya.
Di tengah gelombang pengurangan kuota JCH, Kemenag memastikan tidak ada penyempitan area ibadah haji di kawasan tersebut.
Dalam kondisi normal, aktivitas JCH di Armina sangat padat. Sehingga sering muncul keluhan kemacetan armada bus penjemputan hingga aksi serobot-menyerobot tenda untuk menginap.
‘’Insya Allah dengan kapasitas JCH yang dikurangi dan luas area tetap, tidak terjadi penumpukan,’’ kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Anggito Abimanyu di gedung DPR Jakarta, Kamis (22/8).
Dengan pengurangan jumlah JCH yang menumpuk di Armina, dia menuturkan keluhan-keluhan seperti padatnya lalu lintas dan kisruh tenda haji tidak terjadi lagi. Meskipun begitu masih ada masalah yang sedang dibahas antara pemerintah Indonesia dengan pihak Arab Saudi.
Anggito mengatakan meskipun jumlah JCH sedikit dan area Armina longgar, tetap ada perkemahan JCH Indonesia yang ada di kawasan Mina Jadid (Mina baru).
Di Indonesia sampai saat ini terjadi silang pendapat tentang area Mina Jadid itu. Sebagian pihak mengklaim wilayah perluasan Mina itu sah untuk dijadikan aktivitas berhaji. Tetapi sebagian pihak lainnya berpendapat, hajinya tidak sah jika menempati area Mina Jadid.
Sejumlah anggota Komisi VIII (Bidang Keagamaan) DPR menuntut supaya Kemenag serius melobi pemerintah Arab Saudi.
‘’Logikanya area Mina kan tidak padat, jadi JCH yang tendanya di Mina Jadid harus diupayakan dimasukkan ke area Mina,’’ ujar salah satu anggota Komisi VIII. Anggito menuturkan, permintaah sudah disampaikan kepada Arab Saudi supaya merelokasi tenda JCH Indonesia dari Mina Jadid.
‘’Tetapi sampai sekarang belum ada jawaban,’’ katanya.(wan/kim)