KOTA (RIAUPOS.CO) - Ramadan identik dengan pasar Ramadan yang menjual berbagai menu berbuka puasa atau takjil. Tidak hanya takjil, berbagai menu masakan rumahan juga tersedia.
Narti, seorang pedagang menu masakan rumahan, menjadi salah satu pedagang masakan yang meramaikan pasar Ramadan Jalan WR Supratman. Walau memiliki rumah makan di Jalan Kapling, ia tak mau ketinggalan mengambil kesempatan untuk berjualan di pasar Ramadan.
"Tiap tahun kalau Ramadan pasti ambil lapak untuk berjualan di sini, kalau hari biasa berjualannya di rumah makan," ujarnya.
Menurut Narti, pembeli di pasar Ramadan lebih ramai dibanding dengan berjualan di rumah makan miliknya. Dalam sehari, ia bisa mendapat keuntungan dua kali lipat bila berjualan di pasar Ramadan dibanding berjualan di rumah makan. Di hari keenam ia berjualan, berbagai menu jualannya selalu habis terjual. Tiap menu masakan olahan yang digoreng, gulai, bakar, panggang dan lainnya di jual Rp15 ribu per porsi.
Hal sama dikatakan Ari, pedagang rumah makan di Jalan Purwodadi yang ikut pindah berjualan di pasar Ramadan tepatnya di jalur lambat Jalan HR Soebrantas, Panam.
"Biasa berjualan di rumah makan di Jalan Purwodadi. Karena Ramadan, jadi ikut ambil buka lapak di area jalur lambat ini. Di sana tetap buka, ada adek yang jaga. Kalau di pasar Ramadan ini kan jam bukanya terbatas, jadi setelah ini pindah ke rumah makan yang bisa buka sampai larut malam," ungkap Ari.
Dari pukul 15.00 WIB para pedagang di beberapa pasar Ramadan telah ramai membuka jualan. Menjelang berbuka puasa, para pembeli semakin ramai memenuhi area pasar untuk berbelanja berbagai jajanan pasar.
Salah seorang pembeli warga Jalan Cipta Karya, Fani. Usai pulang dari bekerja, ia sering singgah ke pasar Ramadan di jalur lambat Jalan HR Soebrantas untuk membeli masakan atau pun takjil.
"Adanya pasar Ramadan ini cukup membantu, karena kalau hari kerja saya tidak sempat membuat masakan berbuka. Jadi, alternatifnya dengan berbelanja di pasar Ramadan ini saja," tutur Fani.(cr8)