PEKANBARU (RP) - Keberadaan rumah panggung di tepian Sungai Siak merupakan sisa-sisa identitas Melayu dahulu. Di sanalah cikal bakal atau bermulanya Kota Pekanbaru.
Menurut Budayawan Riau Al Azhar, banyak sekali rumah panggung yang nyaris terbiarkan bahkan rubuh karena lapuk. Hanya ada beberapa rumah yang dapat mempertahankan bentuknya yang asli.
Apalagi keberadaan rumah panggung tersebut bila usia bangunannya sudah lebih dari 50 tahun ke atas, dapat diajukan sebagai benda cagar budaya (BCB).
Pengajuan ini bisa dilakukan oleh pihak pemerintah, LSM bahkan dari pemilik rumah. ‘’Tentu saja perlu dan seharusnya diajukan sebagai BCB. Tetapi tentu saja harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, misalnya minimal usia bangunannya sudah melewati 50 tahun,’’ jelas Al Azhar, Kamis (21/11).
Dikatakannya Al Azhar yang juga merupakan Ketua Harian Lembaga Adat Melayu Riau itu, sebenarnya kota yang baik itu adalah sebuah kota yang bisa mengisahkan sejarahnya sendiri. Dalam artian, banyak ruang di mana ketika orang-orang hendak mengetahui sejarah sebuah kota, terlukiskan dari benda-benda budaya yang terjaga dengan baik.
‘’Nah, di Pekanbaru hal itulah yang tak tampak. Justru semacam ada upaya mengaburkan sejarah-sejarah yang ada. Kalau tidak, seperti ada proses membiarkannya,’’ ucap beliau.
Dijelaskan lebih jauh oleh Al Azhar, BCB itu ada yang dimiliki oleh dunia yang disebut warisan dunia, warisan nasional dan daerah.
Namun demikian, untuk pengusulan tersebut tentulah melewati berbagai ketentuan. Misalnya ada proses pendataan, identifikasi dan lain sebagainya sehingga barulah kemudian oleh tim tertentu mengesahkan sesuatu itu layak sebagai BCB atau tidak.
Sementara itu, Erri Candra Jaya, salah seorang pemilik rumah panggung yang terdapat di Jalan Tanjung Batu menyebutkan keberadaan rumahnya sudah ada sejak 1940.
Rumah tersebut adalah milik datuknya yang bernama Ibrahim. Diceritakan Erri, datuknya dulu dipercayakan sebagai wedana yang bertugas di Kuala Mandau.
‘’Jadi rumah ini bagi kami sekeluarga ada warisan pusaka. Biarkanlah bentuknya tetap seperti semula karena selain itu, rumah ini juga tempat kami, keluarga besar berkumpul pada momen tertentu,’’ katanya.(*6/mar)