Alat Takar Empat SPBU Diperiksa

Pekanbaru | Minggu, 22 September 2013 - 10:43 WIB

KOTA (RP) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru telah melakukan pemeriksaan empat SPBU di Pekanbaru. Pemeriksaan tersebut dalam bentuk inspeksi mendadak (Sidak) yang telah digelar dalam dua pekan terakhir. Sidak SPBU tersebut ditujukan untuk mengantisipasi tindakan kecurangan di SPBU dengan mengurangi takaran Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kepala Seksi (Kasi) Meterologi Disperindag Kota Pekanbaru, Mega Miko mengatakan, sidak internal Disperindag tersebut menjadi program rutin. Dengan pengawasan seperti itu diharapkannya dapat meningkatkan kenyamanan konsumen atau masyarakat dalam membeli BBM di setiap SPBU di Pekanbaru. Sidak yang difokuskan pada pemeriksaan terhadap standar kuantitas BBM tersebut ditegaskan Miko bakal menyantroni seluruh SPBU yang ada.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Sidak dilakukan bertahap dan kebagian semua,’’ ujar Miko kepada Riau Pos kemarin. Kecurangan dengan mengurangi takaran dapat mengancam pihak SPBU sampai dengan dirana hukum. Tak main-main, sanksinya bisa sampai dengan ancaman pidana. Dengan begitu dihimbau bagi masyarakat yang merasa telah dicurangi SPBU melapor di Disperindag Pekanbaru untuk segera di tindaklanjut secara pembinaan atau secara hukumnya.

‘’Selama kita turun memang belum terbukti ada kecurangan itu (SPBU). Takaran SPBU rata-rata sudah sesuai dengan standarnya tersebut. Ya alhamdulillah,’’ tuturnya. Berdasarkan data Disperindag Pekanbaru, SPBU yang sudah pernah di Sidak mereka yakni SPBU di Jalan Jenderal Sudirman, SPBU di Jalan Cempaka Pekanbaru.

‘’Kita menghimbau agar pengusaha SPBU memperhatikan takaran pengisian BBM. Jangan sampai adanya kecurangan yang akhirnya merugikan masyarakat itu sendiri,’’ tegasnya.

Pengawasan tersebut tidak hanya fokus pada indikasi kecungan tetapi juga terkait tentang peralatan yang dipakai SPBU. Misalnya alat yang sudah usang maka dapat berpengaruh terhadap kurangnya takaran BBM meski tanpad disengaja. ‘’Untuk itu pengawasan ini sangat ketat, setahun kita turun bisa lebih dari dua kali,’’ sebutnya. (ilo)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook