KOTA (RIAUPOS.CO) - Dalam menunaikan ibadah haji tidak cukup hanya menyiapkan mental dan bekal takwa saja. Lebih dari itu jamaah calon haji (JCH) seharusnya juga menyiapkan fisik agar siap menghadapi cuaca dan penularan penyakit di negeri padang pasir itu.
Salah satu caranya menurut Kepala Diskes Pekanbaru drg Helda S Munir melalui Kabid pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) Dinas kesehatan Yanti adalah dengan melakukan vaksinasi.
Vaksin meningitis adalah vaksin wajib yang harus dilakukan JCH untuk melindungi risiko tertular meningitis meningokokus, suatu infeksi yang terjadi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang dan keracunan darah.
“Meningitis adalah penyakit serius dengan angka kematian tinggi. Bakteri ini sebenarnya tidak ada di Indonesia tapi untuk orang yang akan bepergian ke negara lain harus divaksin,” jelasnya kepada Riau Pos, Jumat (21/7).
Dijelaskannya daerah meningitis meningokokus antara lain Afrika, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Selandia Baru. “Ya, selama kita melakukan ibadah haji, kita akan bertemu dengan orang dari berbagai negara yang mungkin saja menjadi pembawa atau carrier bakteri meningitis,” ungkapnya.
Orang yang bepergian ke luar negeri membawa risiko menularkan meningitis kepada orang lain yang akhirnya dapat menularkan kepada populasi yang lebih besar. Dari itu bila tidak dilakukan pencegahan dari sekarang, bisa saja suatu saat nanti penyakit ini mencapai tahap berpindah ke Indonesia.
Selain itu ia juga mengungkapkan bahwa meningitis meningokukus disebabkan oleh lima tipe bakteri atau serogrup A,B,C,Y, dan W-135.
“Dari penularannya bisa melalui butiran ludah atau bersin, minum di tempat yang sama atau satu cangkir,” terangnya lagi.
Bahkan, apabila dalam waktu lama dengan seseorang yang menjadi pembawa bakteri ini dapat meningkatkan risiko terinfeksi bakteri itu sampai 800 kali. Kebanyakan kasus penyakit ini juga terjadi pada orang-orang yang sebelumnya sehat.
Ia juga mengatakan gejala dari meningitis adalah seperti nyeri kepala, leher kaku, kulit kemerahan, kesadaran menurun dan kejang-kejang.
“Pada awalnya penyakit ini hanya menimbulkan gejala ringan mirip seperti flu namun dengan cepat bisa menjadi berat,” jelasnya.
Sementara itu dikatakannya data JCH yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan terdapat sebanyak 15 orang lagi. Dari itu ia mengimbau agar sebaiknya dilakukan pemeriksaan di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.(man)