Kembar Siam Langka Lahir di RSUD

Pekanbaru | Minggu, 22 Juli 2012 - 09:50 WIB

Kembar Siam Langka Lahir di RSUD
Bayi kembar siam langka lahir di RSUD Arifin Achmad, Jumat (20/7/2012) sekitar pukul 16.55 WIB. (Foto: Humas RSUD untuk Riau Pos)

PEKANBARU (RP) - Bayi kembar siam dengan lima kelainan lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru, pada Jumat (20/7) sekitar pukul 16.55 WIB. Lima kelainan itu adalah: tanpa anus (malformasi anorectal), memiliki tiga tangan dan kaki (dicephalus paraphagus), anus terbelah (epispadia), jantung dan hatinya satu (omphalocele), serta extrophia vesicae.

Bayi pasangan pasangan Arman (44) dan Martini Haryani (35) warga Kelurahan Pesisir, Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru ini dilahirkan melalui operasi cesar. Tim dokter bayi kembar RSUD dipimpin dr Tubagus Odih SpBA menjelaskan, bayi tersebut lahir dengan bobot sekitar 2,7 Kg.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Ini kembar siam yang sangat langka, hanya ada 1 banding 200.000-300.000 kelahiran di dunia. Kini kondisinya tidak cukup baik. Langkah awal kita coba menyelamatkan nyawa sang bayi lebih dulu,’’ ujar dr Odih didampingi Direktur Utama RSUD Arifin Achmad Dra Yulwiriati Moesa MSi Apt dan dokter konsultan kembar siam dr M Yusuf SpOG, Sabtu (21/7).

Menurut tim dokter, bayi ketujuh Martini ini lahir dengan indikator terakhir berkadar satrasi oksigen berkisar 74-90 persen yang normalnya di atas 95 persen. Denyut nadi berkisar 88-110 dan naik turun yang harusnya di antara 100-140. ‘’Sampai sekarang bayi masih menggunakan alat bantu pernapasan C-POP,’’ lanjut dr Odih.

Menurut konsultan dr M Yusuf SpOG, kini pihaknya memberi nutrisi langsung melalui pembuluh darah, melacak diagnosis dan penanggulangan baru sampai tahap baby gram berupa rontgen.

‘’Kemungkinan awal, jantung dan liver bayi menyatu. Namun kita tak bisa bertindak cepat karena kondisi bayi belum stabil. Dalam waktu dekat, tim hanya akan melakukan tindakan untuk pembuatan anus buatan,’’ ujar M Yusuf. Kembar siam ini identifikasi sementara hampir tak mungkin dipisahkan.

Sang ayah, Amran, terlihat masih bingung dan tak bisa bicara banyak ketika diwawancarai Riau Pos. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pelabuhan ini awalnya pun bingung untuk biaya perawatan bayi dan istrinya. Selain bayi yang belum diberi nama itu, Amran dan Martini juga menghidupi enam anak lain yang tiga di antaranya masih sekolah.

Direktur Utama RSUD Dra Yulwiriati Moesa MSi Apt menjamin, biaya kembar siam ini ditanggung pemerintah lewat Jamkesda. ‘’Awalnya orangtua pasien tak tahu adanya Jamkesmas dan Jamkesda hingga masuknya jadi pasien umum. Namun kita mengurusnya untuk dapat bantuan Jamkesda yang dibayar pemerintah,’’ ujarnya. Kini bayi masih dirawat intensif untuk penstabilan kondisi.(h)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook