Dahlan Iskan Beri Kuliah Umum Soal Migas

Pekanbaru | Sabtu, 22 Juni 2013 - 15:41 WIB

PEKANBARU (RP) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan hari ini memberikan kuliah umum di Universitas Riau (UNRI). Dalam acara yang dihadiri ratusan mahasiswa dan bertemakan "Migas Untuk Kesejahteraan Rakyat" itu, Dahlan mengingatkan betapa pentingnya migas bagi kehidupan masyarakat. Untuk itu dia memaparkan betapa sulitnya mendapatkan izin memprodukis migas.

Beberapa mahasiswa sangat antusias mengajukan pertanyaan, seperti, berapa banyak jumlah migas yang dimiliki Indonesia serta seberapa besar peran pemerintah dalam memproduksi migas.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Saat ini produksi minyak kita sekitar 840 ribu barel. Sementara jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Sehingga kebutuhan juga semakin meningkat," ujar Dahlan menjawab pertanyaan salah satu mahasiswa UNRI, Sabtu (22/6).

Sebagai perbandingan memudahkan menjawab pertanyaan terkait peran pemerintah, Dahlan membeberkan tugas yang pernah dia emban sebagai mantan dirut PLN serta tugasnya saat ini di BUMN.

"Dulu saat saya masih di PLN, saya bisa melakukan hal-hal yang kongkret. Seperti meminta gas 5 sendok saja dari gas yang begitu besar dari BP untuk menghidupkan listrik di Bintuni, kemudian juga di Siak. Alhamdulillah berhasil, mereka berikan dan listriknya nyala di sana dan teratasi," terangnya.

Sementara kata Dahlan, di BUMN sifatnya tidak operasional. Untuk itu dirinya kerap menyambangi Pertamina. "Makanya saya temui Pertamina untuk menggenjot produksi, mulai dari membuat program Brigade 200K (produksi 200 ribu barel per hari-red) ," jelas Dahlan.

Namun tugas itu ia amatkan khusus bagi karyawan Pertamina berusia muda, dengan maksimal umur 29 tahun. Permintaan khusus itu sebelumnya pernah ditawar oleh Dirut Pertamina Karen Agustiawan, namun akhirnya disetujui.

"Walau Dirut Pertamina nawar, umur 32-35 tahun saja, saya tetap tidak mau. Karena saya yakin, hanya anak-anak muda yang bisa membuat perubahan," terangnya.

Meski begitu, pria yang pernah melakukan operasi cuci otak ini sadar bahwa untuk mewujudkan produksi minyak hal itu tidak lah mudah. Karena, dibutuhkan ratusan perizinan untuk dapat mewujudkan keinginan itu.

"Namun juga tidak mudah, karena panjangnya birokrasi dan kurang percayanya akan kemampuan Pertamina. Padahal Pertamina itu perusahaan besar. Izinnya saja sampai harus 280 izin, coba dibayangkan betapa banyaknya dan sulitnya. Makanya hal ini harus segera kita bereskan, agar kemandirian energi kita bisa cepat diatasi," pungkas Dahlan.

Mendengar penjelasan Dahlan, sontak ratusan mahasiswa UNRI langsung memberi tepuk tangan dengan riuh. (chi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook