PEKANBARU (RP) - Pagi ini, Sabtu (22/6), mulai pukul 08.30 WIB, Menteri BUMN Dahlan Iskan akan memberikan kuliah umum ‘’Migas untuk Kesejahteraan Rakyat’’ di Gedung Sutan Balia Fisipol Universitas Riau (Unri), Panam, Pekanbaru.
Peserta yang mendaftar mengikuti kuliah umum ini sudah melebihi 1.200 orang dan membuat panitia bekerja ekstra keras untuk menambah kapasitas tempat. ‘’Soalnya, kapasitas Gedung Sutan Balia Fisipol hanya untuk 500 orang saja,’’ jelas Padli, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri didampingi Zulfa Hendri, Ketua OC.
Peserta yang mendaftar, juga bukan hanya dari Unri. Mahasiswa dari kampus-kampus lain di Pekanbaru juga ikut mendaftar, seperti dari Universitas Islam Riau (UIR), UIN Suska Riau, Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Universitas Lancang Kuning (Unilak). Sedangkan dari masyarakat umum, yang mendaftar tidak hanya dari Kota Pekanbaru, tetapi juga ada dari Kabupaten Pelalawan, Kampar dan Siak. Bahkan, dari Kepulauan Riau (Kepri) dan Sumatera Utara (Sumut) juga ada yang ikut mendaftarkan diri.
Menurut Zulfa Hendri, Menteri BUMN Dahlan Iskan akan menjadi keynote speaker (narasumber utama) dalam acara ini. Selain itu, narasumber lain adalah Rektor Unri Prof Dr Ashaluddin Jalil. Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM, Ngariyanto Wagimin, peniliti perminyakan Marwan Batubara, aktivis energi Ugan Gandar dan Ir Faisal Yusra dari organisasi perminyakan juga akan hadir dalam kegiatan tersebut. ‘’Insya Allah, besok (hari ini, red) pukul 06.00 WIB, Menteri BUMN Dahlan Iskan bertolak dari Jakarta ke Pekanbaru. Pembicara nasional lainnya juga telah menyatakan kesediaan hadir,’’ papar Padil.
Ia menambahkan, pihak panitia juga telah mempersiapkan beberapa hal teknis penunjang diskusi membedah potensi pengelolaan Migas bagi negara. ‘’Dari hasil koordinasi kita dengan pihak kementerian (BUMN, red), diprediksi pukul 07.40 WIB Pak Dahlan sudah mendarat. Acara dilaksanakan pukul 08.30 WIB,’’ sambungnya.
Saat ditanyakan mengenai materi yang akan disampaikan Dahlan Iskan dan pemateri lainnya, ia mengatakan seminar lebih kepada pemaparan dan diskusi lepas. Selain itu, kegiatan juga diselingi tanya jawab berhubungan dengan tema Migas yang diangkat.
‘’Selain kuliah umum, kita berbicara lepas. Tentunya disesuaikan dengan kapasitas masing-masing. Intinya tidak jauh dari tema yang diusung, yakni Migas untuk kesejahteran rakyat,’’ terang mahasiswa tersebut.
Kendati demikian, ia memberikan gambaran bahwa salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah kemandirian pemerintah dalam mengelola potensi sumberdaya alam. Seperti minyak bumi dan gas yang tersimpan di bumi Indonesia. Hal itu menjadi perhatian, karena potensi Migas yang ada masih dikelola oleh pemerintah dan swasta. Sementara, imbas positif akan terasa maksimal jika dikelola secara mandiri oleh pemerintah.
Disinggung mengenai Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengalami kenaikan, ia mengatakan secara substansi hal itu tidak menjadi prioritas. Tapi itu secara prinsip sangat memungkinkan untuk dibahas. ‘’Bisa saja, ada yang menanyakan tentang BBM karena memang diskusi terbuka untuk umum. Apalagi, peserta terdiri dari berbagai kalangan,’’ujar Padli.(rio)