Pekanbaru KLB Banjir

Pekanbaru | Rabu, 21 November 2012 - 09:49 WIB

Pekanbaru KLB Banjir
Seorang murid SD melompat di antara genangan air yang ada di badan Jalan HR Soebrantas, Selasa (20/11/2012). (Foto: teguh prihatna/riau pos)

PEKANBARU (RP) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menyatakan saat ini Pekanbaru dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap banjir yang terjadi sejak akhir pekan lalu.

Dengan kejadian ini, semua Puskesmas khususnya di wilayah dan Puskesmas pembantu siaga dan difungsikan untuk menampung keluhan-keluhan masyarakat terhadap penyakit yang timbul.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pernyataan ini disampaikan, Kepala Dinas Kesehatan  Pekanbaru dr Dahril Darwis melalui Kasi Pengamatan Penyakit dan Krisis bencana M Napiri SKM MKL,  Selasa (20/11) pagi saat Riau Pos melakukan konfirmasi terkait banjir yang sudah tiga hari terjadi dan belum ada tanda-tanda air akan turun (surut, red).

Ditegaskan Napiri setelah turun ke lapangan, dan berdasarkan kejadian yang terjadi sejak Sabtu (17/11) kemarin dan mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI  nomor 145/Menkes/SK/2007 tentang krisis bencana di Indonesia, maka Pekanbaru KLB banjir.

‘’Ya, Pekanbaru sudah KLB banjir, dan kita sudah melakukan langkah-langkah untuk antisipasi sesuai dengan protabnya, yaitu mengantisipasi penyakit yang timbul, dan semua kepala Puskesmas sudah dipanggil oleh Kadis untuk mereka semua kejadian yang terjadi,’’ kata Napiri menjelaskan.

Khusus Puskesmas di daerah aliran sungai (DAS) itu diminta untuk siaga banjir, dan Pustu untuk difungsikan sebagai posko. ‘’Bagi daerah yang tidak ada Pustu diharapkan RT/RW nya melapor ke Camat untuk dibuatkan Pustu, dan mobil Puskel dinas dijadikan memback up,’’ katanya.

Setelah dilakukan rekap dari data yang diambil dinas ke lokasi, jumlah pengungsi akibat banjir itu ada sekitar 48 KK, dari 284 rumah yang terendam banjir untuk kelurahan Sri Meranti, daerah terendam banjir di Jalan Nelayan dekat Yos Sudarso 160 KK terendam dan belum ada yang mengungsi, alias masih bertahan, di Kelurahan Rejosari 27  KK  terendam, total  471 KK terendam.

Belum lagi fasilitas umum yang ikut terendam akibat banjir, seperti tiga Sekolah Dasar (SD), empat masjid, dan dua Puskesmas Pembantu (Pustu).

Dijelaskan Napiri lagi, sebenarnya akibat dari musibah banjir ini, ada  enam kecamatan yang terkena dampaknya, tapi tiga daerah yang cukup parah, Rumbai, Rumbai Pesisir, dan Rejosari (Tenayanraya).

Dengan KLB, Dinas Kesehatan disebutkannya mulai bekerja ekstra dan mensiagakan semua Pustu untuk mengantisipasi penyakit yang terjadi pasca bajir terjadi. seperti gatal-gatal, mata merah, dan  bahaya penyakit kulit lainnya.

‘’Sampai saat ini belum ada laporan penyakit yang timbul akibat banjir, kita harapkan agar warga yang terkena banjir ini untuk dapat mengantisipasi penyakit yang bakal timbul, ‘’ ungkapnya.

Sementara menurut penuturan Caca (50), salah satu warga Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayanraya sampai saat ini belum mendapatkan bantuan seperti yang dijanjikan Pemko Pekanbaru. Bahkan sudah ada penyakit yang dialami oleh warga, seperti muntaber (diare), gatal-gatal.

‘’Air meluap terjadi pukul 15.00 WIB sampai Maghrib, airnya naik sampai lutut orang dewasa. Air naik seiring dengan air sungai pasang,’’ katanya.

Dijelaskannya, meski ada tenda namun tidak ada petugas kesehatan yang standby. ‘’Tendanya kosong tidak ada petugas, dan kami belum mendapatkan bantuan dari Pemko,’’ ujarnya.

Dinsos Salurkan Bantuan

Dalam pada itu, untuk membantu masyarakat di tiga daerah yang terkena banjir, yakni Sri Meranti, Limbungan dan Palas, Dinas Sosial dan Pemakaman (Dinsoskam) Kota Pekanbaru menyalurkan bantuan dengan berbagai jenis bahan kebutuhan pokok. Penyaluran bantuan ini dilaksanakan pada Senin (19/11) petang.

Kepala Dinsoskam Kota Pekanbaru melalui Kabid Bantuan Sosial, Bustami Medani kepada Riau Pos, Selasa (20/11) di ruang kerjanya mengatakan, bantuan yang disalurkan kepada masyarakat yang terkena banjir itu terdiri dari nasi bungkus, yang jumlahnya mencapai 452 bungkus.

Selain itu, bantuan yang disalurkan juga berupa gula pasir sebanyak 226 kilogram, telur 226 papan, mi instan 1.990 bungkus, minyak goreng 422 kilogram, roti kabin 422 bungkus. Kopi 422 bungkus dan ikan teri 226 kilogram.

‘’ Bantuan ini kita salurkan pada Senin petang kemarin di tiga tempat, Kelurahan Sri Meranti, Kelurahan Palas dan Kelurahan Limbungan. Sementara untuk bantuan tenda, untuk saat ini ada enam tenda, dan ini hanya kita peruntukan bagi masyarakat di Kelurahan Sri Meranti, tepatnya di perumahan Witayu,’’ ungkapnya.

Bustami juga menyebutkan, bantuan lainnya yang disalurkan ada berupa tikar pandan, selimut, matras dan tidak ketinggalan juga Dinsoskam memberikan bantuan berupa seragam sekolah untuk SD, SMP dan SMA. ‘’Kita berharap dengan bantuan yang ada ini masyarakat bisa merasa terbantu,’’ ujarnya.

Di sisi lain, jika ada daerah lain yang terkena banjir dan memerlukan bantuan, Bustami mengatakan, masyarakat dipersilahkan untuk menyampaikan kepada RT/RW ataupun kepada kelurahan.

Dari situ nantinya pihak RT/RW atau kelurahan bisa menyampaikan kepada Dinsoskam. Karena menurutnya dari segi anggaran bantuan banjir ini, untuk sekarang masih tersedia. Dimana di tahun 2012 ini dianggarkan dana sebesar Rp500 juta untuk membantu korban banjir.

Pemko Dinilai Masih Lamban Tangani Banjir

Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kota  Pekanbaru Darnil menilai Pemko masih  lamban dalam menangani banjir yang terjadi Pekanbaru. Pasalnya sampai saat ini belum terlihat tindakan antisipasi yang jelas dilakukan.

‘’Dari informasi yang sampai ke saya, ratusan KK korban banjir itu banyak yang tidak terpenuhi kebutuhannya, seperti air bersih dan juga stok makanan siap saji,’’ kata politisi Hanura ini kpada Riau Pos, Selasa (20/11).

Ditegaskannya lagi, persoalan banjir yang terjadi di Pekanbaru ini sudah menjadi bencana tahunan. Dan seharusnya sudah ada langkah antisipasi yang dilakukan sebelum terjadi.

‘’Sementara saat ini Pemko hanya menunggu, harusnya tidak begitu. Jangan sudah ada korban misalkan baru di ada tindakan, sebaiknya sebelum ada korban atau sebelum banjir datang sudah ada antisipasi yang konkrit,’’ harapnya.

Selain itu juga, kedepan Darnil juga minta supaya Pemko memiliki program yang jelas untuk menangani banjir tahunan ini.

‘’Ini harus dilakukan segera, tidak saat kejadian baru sibuk melakukan langkah-langkah antisipasi, harus punya program jelas donk. Dinas Sosial dan kesehatan harus cepat tanggap,’’tegasnya lagi.

Dari banjir yang melanda, Darnil juga minta supaya supaya dinas kesehatan cepat melakukan tindakan untuk mengantipasi terjadinya sumber penyakit yang bakal terjadi. Sepeti penyait kulit, mata dan lainnya.

‘’Tanamkan mencegah itu lebih baik dari mengobati, ini harus menjadi motto semua dinas dalam mengatasi semua persoalan. Sementara anggaran ada, pergunakanlah dengan sebaiknya, dan tahun depan jangan ada lagi bencana banjir ini di Pekanbaru,’’ tuturnya.

Tidak hanya itu, salah satu solusi yang ditawarkan Darnil, Pemko harus membuat waduk di lokasi banjir untuk antisipasinya. ‘’Segera buat waduk, dan jangan menunggu lagi,’’ ungkapnya.

Ditegaskan lagi, persoalan banjir yang terjadi ini perlu dikaji penyebabnya.

‘’Perlu ada kajian penyebab banjir ini, apa mungkin seperti yang dikeluhkan oleh masyarakat mengenai terjadinya pendangkalan parit atau memang pembangunan di Rumbai dan lokasi banjir ini tidak sesuai dengan Perda, ini harus dilihat,’’ tutupnya.

Rencanakan Resettlement

Untuk mengatasi masalah langganan banjir itu, Wali Kota Pekabaru H Firdaus ST MT mewacanakan akan melakukan resettlement atau pemindahan warga di daerah rawan banjir tersebut.

Hanya saja karena Pemko belum memiliki lahan pemindahan, rencana ini belum bisa dilakukan Pemko dan mengharap warga yang memiliki kemampuan untuk pindah dari lokasi rawan tersebut.

‘’Mau dilakukan apapun,  lokasi tersebut memang sudah rawan karena adanya lokasi ini juga sudah salah. Jadi sekarang kita berharap terakhir Pemko memberikan perhatian kepada banjir yang terjadi. Jalan keluarnya mereka harus resettlement (pindah, red). Tapi persoalanya Pemko belum memiliki solusi untuk lokasinya. Sementara untuk yang mampu saya sarankan lebih baik pindah dari pada terus mengalami banjir,’’ terang Wali Kota Pekanbaru H Firdaus ST MT kepada Riau Pos, Selasa (20/11) Kantor Wali Kota Pekanbaru.

Dijelaskan Wako, rencana tersebut sudah mulai dilaksnakan ketika Pemko menginstruksikan pabrik karet yang berada di samping Jembatan Siak Ipindah.

Pasalnya, rata-rata masyarakat yang tinggal di lokasi rawan banjir tersebut adalah karyawan di pabrik ini.

Namun karena tidak ada lahan yang disiapkan Pemko, kondisi tersebut terpaksa ditunda.

Untuk itu, Pemko sudah menganggarkan untuk menabung tanah agar bisa menjadi alternatif lokasi perpindahan masyarakat dan bebas dari daerah rawan banjir ini.

Meski sudah memberikan instruksi tersebut, Wako juga menyatakan prihatin dengan kondisi korban banjir saat ini yang bahkan sudah ada yang mengungsi.

Untuk itu, dia menginstruksikan keseluruh satker terkait melakukan upaya pemberian bantuan korban banjir.

Mulai dari tenda, makanan hingga obat-obatan dan lainnya. Dan untuk melengkapi hal tersebut, dia juga melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Riau dan BPBD Riau agar bisa sama-sama menanggulangi kondisi tersebut.

‘’Ini banjir masih bisa ditangai oleh pemerintah lokal, jadi belum perlu pemerintah pusat turun. Kita koordinasikan bersama mereka dan sama-sama kita turun ke lokasi untuk memberikan perhatian kepada korban banjir di Pekanbaru ini,’’terangnya. (gus/lim/eko/yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook