KEBERADAAN PASAR KAGET

Lurah Berdalih Tidak Ada Warga Keberatan

Pekanbaru | Sabtu, 21 September 2013 - 08:46 WIB

SAIL (RP) - Keberadaan pasar kaget di Jalan Dwikora-Jalan Hang Jebat yang dikeluhkan warga belum mendapat perhatian dari Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Sail. Bahkan Lurah Sukamaju, Rinaldi Sulaiman malah berdalih belum ada warga yang menyampaikan keberatan kepada pihak kelurahan.

‘’Saya sudah pernah mengumpulkan pemuda setempat serta RT. Namun pemilik lahan yang dipakai aktivitas pasar kaget tidak datang ketika diundang pihak kelurahan. Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, tidak ada satu warga pun yang merasa keberatan keberadaan pasar kaget,’’ ujar Lurah Sukamaju, Rinaldi kepada Riau Pos, Jumat (20/9) di ruang kerjanya.  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Padahal sebelumnya, Camat Sail, Irna Dewi Tari menegaskan agar pihak Kelurahan Sukamaju agar menindaklajuti keluhan warga akibat aktivitas pasar kaget. Apalagi pasar kaget tersebut tepatnya berada Kelurahan Sukamaju.

Ditambahkan Rinaldi, pihak kelurahan telah menindaklanjuti instruksi camat.  Bahkan jauh-jauh hari, Wali Kota Pekanbaru H Firdaus ST MT menegaskan keberadaan pasar kaget harus ditertibkan dan dipindahkan ke pasar tradisional yang sudah ada. Namun lagi-lagi, Rinaldi berdalih tidak dengan tidak adanya laporan keberatan yang masuk ke kantornya tersebut maka dirinya tidak mengetahui apakah ada warga yang keberatan atau malah sebaliknya merasa beruntung.

‘’Yang pasti kita telah mengumpulkan pengelola, pemuda setempat namun sayangnya pemilik lahan tidak datang. Sekarang begini saja, jika memang ada warga yang merasa keberatan datang melapor ke saya langsung dan nanti kita pastikan akan tindaklanjuti dan memfasilitasinya,” kata Rinaldi.

Keberadaan pasar kaget tersebut dinilai warga cukup meresahkan dan mengganggu ketentraman.

Namun menurut Rinaldi malahan sebaliknya. “Sejauh ini warga tidak ada yang komplen,” katanya. Lokasi pasar kaget yang ditinggalkan sementara pedagangnya tersebut sedikit berantakan.

 Lapak dan meja serta tiang kayu yang ditinggalkan dilahan tempat mereka menggelar lapak. Itu baru dipakai ketika pasar kembali beraktivitas sepekan sekali tepatnya setiap Rabu.(ilo)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook