Wako: Tertibkan Industri Bata

Pekanbaru | Jumat, 21 September 2012 - 10:29 WIB

Laporan ADRIAN EKO, Pekanbaru adrian_eko@riaupos.co

Wali Kota Pekanbaru H Firdaus ST MT kembali mengambil kebijakan tegas. Setelah menyelesaikan masalah para pedagang kaki lima (PKL), Wako kini menyoroti masalah industri pembuatan batu bata yang disebutkannya tidak memiliki izin usaha.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Wako menjelaskan, akan menertibkan keberadaan perajin bata yang beroperasi di Pekanbaru.

Pasalnya, selain tidak memiliki izin usaha, pembuatan batu bata juga dinilai merusak lingkungan.

Ini terjadi karena banyak perajin yang mengambil tanah merah sehingga membuat lingkungan jadi tercemar.

Tidak hanya itu, beberapa di antaranya ada juga yang merusak fasilitas jalan seperti mencangkul tanah di pinggir jalan sehingga jalan rawan longsor.

‘’Umumnya mereka (perajin batu bata, red) liar, makanya industri batu harus kita tertibkan. Kebanyakan tidak ada yang memiliki izin. Lagi pula tindak tanduk mereka di lapangan sudah banyak dapat keluhan dari sekitarnya. Karena mempertimbangkan dampak di lingkungan tersebut, kita akan tutup dan evaluasi mereka,’’ terang Wali Kota kepada Riau Pos Kamis (20/9) di Kantor Wali Kota Pekanbaru.

Saat ditanyakan apakah hal tersebut tidak menghalangi industri rakyat yang sedang berkembang, Firdaus menyatakan setiap industri juga harus memiliki pedoman dan salah satunya terkait dampak lingkungannya.

 Namun begitu penertiban tersebut dijamin tidak akan mengakibatkan perekonomian masyarakat karena Pemko selain menertibkan juga akan membina.

Dalam hal ini lanjutnya, Pemko akan melakukan pendataan persil tanah yang dieksplor, berapa jumlah dapur, siapa pengelola dan apakah ada potensi ke depannya masih ada.

Namun jika tidak ada potensi Pemko akan melakukan tindakan menutupnya.

Selain itu, Wako juga menyatakan akan melakukan pendekatan dan memberikan pembinaan bagaimana cara industri tersebut bisa tetap jalan dan tidak merusak lingkungan.

‘’Industri tersebut tetap menjadi andalan, namun lingkungan juga harus diperhatikan. Setelah kita data dan dibina, kita yang akan menentukan di mana titik yang boleh dieksplor sehingga tidak terpengaruh pada lingkungannya,’’ terangnya.(yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook