KADIS AKUI, PT GTJ BANTAH

Sopir Mogok, Sampah Menumpuk

Pekanbaru | Selasa, 21 Agustus 2018 - 14:55 WIB

KOTA (RIAPOS.CO) - BEBERAPA hari terakhir, pemandangan sampah me­numpuk di pinggir-pinggir jalan terlihat di wilayah Kecamatan Tampan, Payung Sekaki, dan Marpoyan Damai. Ternyata ada aksi mogok kerja yang dilakukan para sopir truk pengangkut sampah sehingga sampah-sampah tersebut tidak terangkut.

Ketiga kecamatan ini ma­suk dalam pengelolaan sampah zona I yang dikelola oleh PT Godang Tua Jaya (GTJ) selaku pemenang lelang. Namun, kinerja perusahaan asal Jakarta dinilai belum

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

maksimal. Pasalnya, masih ditemukan tumpukan sampah yang berserakan di jalan protokol.

Berdasarkan pantauan Riau Pos di lapangan, Senin (20/8) sekitar pukul 15.00 WIB, terlihat tumpukan sampah berserakan di sepanjang Jalan Tuanku Tambusai, Kecamatan Marpoyan Damai. Diperkirakan terdapat sebanyak enam titik tumpukan sampah yang belum diangkut dan dibersihkan.

Volume sampah tampak meluber hingga ke badan jalan dan mulai mengeluarkan bau tak sedap, kondisi ini berbanding terbalik ketika masih swakelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru.

Padahal dalam swastanisasi sampah, untuk ruas jalan tersebut menjadi tanggung jawab PT GTJ. Karena cangkupan wilayah kerja pengangkutan sampah meliputi Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru Kota, Tampan dan Payung Sekaki dengan nilai HPS sekitar Rp73 miliar selama tiga tahun.

Kepala DLHK Kota Pekanbaru Zulfikri menyampaikan, pihak ketiga sudah bekerja mengangkut sampah pada zona I terhitung mulai Jumat (17/8). Hal ini setelah pihaknya menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang Jasa (SPPBJ) dan penandatangan kontrak kerja sama. “Mereka bekerja sejak 17 Agustus lalu,” ujar Zulfikri kepada Riau Pos.

Ketika awal PT GTJ mulai bekerja diakui Zulfikri, masih terdapat tumpukan sampah yang dibeberapa ruas jalan pada zona I. Kondisi ini sebut  dia, masa peralihan pengangkutan sampah dari swakelola ke pihak ketiga. “Jumat dan Sabtu, memang iya. Ini kan masa peralihan. Sekarang tidak ada, sudah bersih,” sebutnya.

Ketika disinggung mengenai masih ada tumpukan sampah di sepanjang Jalan Tuanku Tambusai, dia tampak terkejut mendengar informasi tersebut. Disampaikan Zulfikri, pihaknya akan melakukan pengecekan dan meminta pihak ketiga mengangkutnya. “Di mana lokasinya? Saya cek, jika ada tumpukan, kami minta dibersihkan,” jelasnya.

Masih kata Zulfikri, masih ada tumpukan sampah beberapa hari lalu merupakan imbas dari mogok kerja yang dilakukan para sopir. Karena perbedaan perlakuan yang selama diterima para sopir ketika bekerja di DHLK, terutama dari segi upah dalam pengangkutan sampah. Karena pihaknya telah menyerahkan sebanyak 126 pekerja ke pihak ketiga itu.

“Mogok dan tidak mau kerja, karena perhitungan upah berbeda. Di sana (PT GTJ, red) sekian upah untuk dua trip, kalau dengan kami digaji sekian untuk satu trip pengangkutan sampah,” jelasnya.

Adanya kebijakan yang diterapkan PT GTJ lanjut dia, karena perusahaan pastinya memikirkan sisi keuntungan dengan mempertimbangkan biaya operasioanal pengangkutan sampah yang dikeluarkan.

“Seharusnya, pihak perusahaan harus memiliki sopir cadangan. Mereka menerapkan aturan-aturan. Kalau macam-macam silahkan berhentikan. Tapi mereka tidak punya sopir cadangan,” imbuh Zulfikri.

Terhadap permasalahan ini, pihaknya meminta kepada perusahaan tersebut melakukan upaya persuasif kepada para sopir. Hal ini bertujuan mengantapasi terganggunya pelayanan kepada masyarakat. “Kami harapkan ada win-win solution,” sebut Zulfikri.

Lebih lanjut disampikan dia, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kinerja PT GTJ selama dua pekan ke depan. Apabila pekerjaannya tidak sesuai dengan harapkan, maka akan diberikan sanski berupa peringatan.

“Kami berikan waktu dua pekan. Kalau kerja tidak sesuai diinginkan, kita berikan SP (surat peringatan, red) 1 kepada perusahaan itu,” tegas Zulfikri.

Terpisah Direktur PT GTJ Douglas Manurung ketika dikonfirmasi Riau Pos menampiknya adanya para sopir yang melakukan mogok kerja. Dia beralasan, ada tumpukan sampah karena masa transisi. “Tidak ada mogok, itu proses peralihan saja. Semua sudah jalan semua,” ujar Douglas membantah.

Lanjut dia, dalam masa peralihan ada penyelesaian proses administrasi yang difasilitasi oleh DLHK Pekanbaru. “Tidak masalah, pengangkutan sudah berjalan normal,” katanya.

Ketika disinggung terkait ada tumpukan sampah di sepanjang Jalan Tuanku Tambusai, dia menyebut, pihaknya telah bekerja menanggkut sampah sejak pukul 03.30 WIB. ”Nanti kita cek, yang mengangut sampah disana masih pekerja sama, tidak ada orang baru,” imbuh Douglas.

Sementara itu mengenai jumlah armada yang dioperasikan dalam pengelolaan sampah Douglas menyebutkan, pihaknya telah menyiapkanya. Meski tidak merinci berapa jumlah secara keseluruhan. “Armada sudah lengkap tidak ada masalah. Bahkan tronton diminta dua, kita siapkan tiga unit,” papar Direktur PT GTJ.(yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook