UNTUK MASYARAKAT UMUM HANYA DI 4 KABUPATEN

12 Daerah Bisa Gelar Vaksinasi Booster Lansia

Pekanbaru | Kamis, 13 Januari 2022 - 09:12 WIB

12 Daerah Bisa Gelar Vaksinasi Booster Lansia
Gubernur Riau Syamsuar melakukan vaksinasi booster (dosis ketiga) dengan vaksin jenis Pfizer di Balai Pelangi, Gedung Daerah Provinsi Riau, Rabu (12/1/2021). (MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

"Jumlah warga Lansia di Kramat Jati sekitar 20.500, sekitar 81% telah divaksinasi dosis lengkap," ungkapnya.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Maxi Rein Rondonuwu mengapresiasi Puskesmas Kramat Jati karena pada hari ini selain launching vaksinasi booster juga masih berlangsung vaksinasi dosis pertama dan kedua. Selain itu berbarengan dengan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun.


"Ini bisa jadi percontohan untuk fasilitas kesehatan lainnya dalam melaksanakan vaksinasi," katanya kemarin.

Maxi menegaskan bahwa ketersedian vaksin untuk booster memadai. Saat ini masih ada hampir 130 juta dosis di Biofarma. Masyarakat yang termasuk dalam kelompok prioritas penerima vaksin booster dapat mengecek tiket dan jadwal vaksinasi di website dan aplikasi PeduliLindungi. Tiket tersebut dapat digunakan di fasilitas kesehatan atau tempat vaksinasi terdekat pada waktu yang sudah ditentukan.

Jika termasuk kelompok prioritas tetapi belum mendapatkan tiket dan jadwal vaksinasi di aplikasi PeduliLindungi, Masyarakat bisa datang langsung ke fasilitas kesehatan atau tempat vaksinasi terdekat dengan membawa KTP dan surat bukti vaksinasi dosis satu dan dua.

Pada kesempatan lain, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan saat ini Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia. Ia menyebut Indonesia bukan tidak mungkin dapat mengalami hal yang sama.

"Kasus kemungkinan akan naik tapi kita jangan panik. Kita harus tetap waspada dan terus bekerja sama," jelas luhut dalam pernyataannya selasa (11/1) malam.  

Luhut menyebut per Selasa 11 Januari, total kasus infeksi Omicron mencapai 802 kasus. Sebagian besar masih disumbangkan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). "Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN," ujarnya.

Pemerintah kata Luhut akan terus memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. "Perawatan di RS akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert ketika BOR (Bed Occupancy Rate) mendekati 20 sampai 30 persen," jelasnya.  

Mantan Menkopolhukam tersebut mengungkapkan, dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, puncak gelombang kasus akibat varian omicron biasanya mencapai puncak dalam kisaran waktu 40 hari. Lebih cepat dari variant Delta. "Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," katanya.

Meski demikian, sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta. Namun demikian, Luhut optimistis Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron dengan beberapa fakta bahwa tingkat vaksinasi sudah lebih tinggi, kapasitas testing dan tracing juga yang lebih tinggi.

Selain itu dari sisi sistem kesehatan, Indonesia juga sudah lebih siap. Baik dalam hal obat-obatan terapi Covid-19 termasuk molnupiravir dari Merck, tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat.  Kasus omicron di Indonesia yang terus meningkat harus dihadapi.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menyatakan karakteristik omicron memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat. "Hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi" ungkap Nadia

Namun, dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit. Untuk itu, pihaknya akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah. "Kami bekerjasama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah," ucapnya.

Selain itu dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Dari sisi tracing akan dilakukan penemuan kasus aktif dengan meningkatkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif.(tau/lyn/jpg/ted)

Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook