Buku Sejarah Tembakau Deli Di-launching

Pekanbaru | Sabtu, 21 Januari 2012 - 09:46 WIB

PEKANBARU (RP) - Sejarah tembakau Deli memiliki catatan tersendiri dalam sejarah perkebunan Sumatera Timur.

Sebuah upaya membuka lahan dan menyulapnya menjadi kebun tembakau sempat membuat Eropa kaya raya di tahun 1872.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kisah di seputar munculnya berbagai maskapai perkebunan, kuli kontrak, perang Sunggal dan peranan Sultan Deli ditulis ulang dalam bentuk buku sejarah populer yang lebih ringan, tipis dan mudah dicerna.

‘’Kita ingin orang paham sejarah tanpa merasa membaca teks book,’’ ujar Nyoto penulis buku berjudul Het Dollar Land  Tembakau Deli Tempo Doeloe. Buku tersebut di-launching secara sederhana di Perpustakaan Soeman Hs Riau, Jumat (20/1).

Penulis Riau yang telah menghasilkan 14 buku baik novel, cerpen, puisi yang mengangkat beragam topik ini mengatakan bahwa kehadiran buku ini memberi pandangan baru bagi para pembaca dan sekaligus bisa juga jadi bahan referensi bagi penelitian bidang kesejarahan.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa perjalanan sejarah tembakau Deli rasanya tidaklah teramat panjang. Hanya dalam kurun waktu lebih kurang satu abad kejayaan itu punah.

Bermula dari naluri dagang seorang mufti bernama Said Abdullah yang kemudian menjadi ipar Sultan Deli menawarkan konsensi tanah bagi investor yang bisa kala itu.

Hal itu disambut langsung oleh Jacobus Nienhuys seorang Belanda yang jadi pionir bagi pembukaan lahan-lahan hutan yang disulap menjadi perkebunan tembakau.

‘’Sekarang kita hanya dapat sisa-sia lahan tembakau yang masih ada. Selebihnya sudah dikonversi menjadi lahan sawit,’’ ujarnya. (fiz)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook