Banjir Rumbai Meluas

Pekanbaru | Selasa, 20 November 2012 - 10:01 WIB

Banjir Rumbai Meluas
Murid-murid SD/MI Miftahuddin, Meranti Pandak memanfaatkan jembatan kayu darurat untuk ke sekolah, Senin (19/11/2012). (Foto: teguh prihatna/riau pos)

RUMBAI (RP) — Musibah banjir akibat luapan air Sungai Siak di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir meluas.

Kondisi terparah terjadi di Perumahan Witayu, Jalan Nelayan Ujung, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai. Di sini banjir sudah setinggi pinggang orang dewasa.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Lurah Sri Meranti, Kecamatan Rumbai Pesisir, Edi Azwar menyatakan ada 207 rumah kepala keluarga yang terendam banjir di Witayu.

Hal tersebut sesuai dengan data yaitu warga RT 1 terendam 59 KK atau 232 jiwa, RT 2 5 KK atau 20 Jiwa, RT 3 32 KK atau 113 jiwa, RT 04 50 KK atau 235. Jumlah  tersebut diperkirakan akan bertambah mengingat saat ini intensitas hujan masih tinggi dan kanikan permukaan air Sungai Siak terus terjadi.

‘’Warga masih ada yang tinggal dirumah dan ada pula yang sudah menggungsi ke rumah tetangga atau kerabatnya. Mereka berharap ada bantuan yang diberikan Pemko Pekanbaru untuk mengatasi masalah ini, karena dari kelurahan belum bisa membantu,’’ terangnya, Senin (19/11).

Sementara di Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, ketinggian banjir juga naik. ‘’Tingginya debit air kiriman di Sungai Siak ditambah lagi diguyur hujan satu harian malam tadi, maka bertambah banyaklah rumah-rumah yang terendam banjir. Perumahan di RW 13 tingginya (banjir, red) sudah hampir mencapai sebatas pinggang,’’ ungkap Ketua RW 03 Kelurahan Meranti Pandak, Cendang kepada Riau Pos Senin (19/11).

Sebagian besar warga yang masih bertahan di rumah-rumah mereka tersebut menunggu adanya bantuan perahu karet dan tenda-tenda pengungsian dari pemerintah setempat. Sebagian warga lainya juga sudah mengungsi dari daerah banjir tersebut.

‘’Sebagian warga sudah ada yang mengungsi ke tempat saudaranya di daerah lain sambil memboyong barang-barang yang bisa diselamatkan. Tetapi banyak juga yang bertahan sambil menjaga barang-barang di rumah,’’ tuturnya.

Sementara itu, Ketua LPM Meranti Pandak Ir Ilhamsyah mengatakan warga seperti dirinya tak layak mengeluh, karena Kampung Terendam ini sudah biasa kena banjir. ‘’Nah, daerah lain yang tak biasa banjir tetapi tiba-tiba sekarang bisa kena banjir itu baru bisa jadi pertanyaan, kenapa bisa banjir,’’ kata Ilhamsyah.

Ilhamsyah menyebutkan, di Kampung Terendam ini terdapat RW 02, 03, 04, 06, RW 12 dan13 yang dihuni lebih kurang 1.000 KK yang hampir 100 persen selalu banjir setiap tahun. Ilhamsyah kembali menegaskan, warga tidak akan mengungsi apalagi melihat banjir saat ini belum terlihat dalam.

‘’Terakhir kali warga disini mengungsi pada 2007, setelah itu sudah hampir tidak ada lagi. Masyarakat takut mengungsi karena alasan keamanan, sudah beberapa. Banjir ini masih bisa diakali, kecuali kalau dalamnya sudah luar biasa,’’ ungkap Ilhamsyah yang terus berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan Polsek Rumbai.

Sementara itu Ketua RW 06 Yaslan kepada wartawan mengatakan, air di sekitar RW-nya sudah ada yang mencapai kedalam 50-60 cm. Namun hal ini masih bisa diatasi warga.

‘’Warga sudah bisa mengakali ini dengan membuat pankin, seperti rak-rak tinggi untuk menyelamatkan barang-barnag dari air,’’ ungkapnya sambil menambahkan listrik tetap hidup hingga malam hari.

Wako : Witayu Tidak Layak Perumahan

Soal Perumahan Witayu yang selalu terendam saat air Sungai Siak meluap, Wali Kota Pekanbaru H Firdaus ST MT menyebutkan di lokasi tersebut tidak layak menjadi pemukiman warga.

‘’Pasalnya, daerahnya lebih rendah dibandingkan permukaan air Sungai Siak. Harusnya mereka meninggikan lagi lokasi perumahan tapi tidak dilakukan. Makanya setiap tahun pasti di lokasi ini banjir. Saya sudah mengeceknya sendiri dan sebelumnya saya juga yang melarang di sana dibangun karena tidak sesuai,’’ tegas Wako kepada Riau Pos, Senin (19/11) di Kantor Wali Kota Pekanbaru.

Dijelaskannya, saat dia menjabat sebagai Kadis PU Riau rekomendasinya ke Pemko agar tidak memberikan izin pembangunan jika lokasi tersebut tidak ditinggikan dua meter.

Namun belakangan ternyata lokasi perumahan tersebut tetap dibangun bahkan saat ini menjadi perumahan padat penduduk. Akibat kondisi tersebut, air yang membuat permukaan sungai meninggi.

‘’Salah satu jalan keluarnya memerlukan anggaran yang besar karena harus membangun tanggul yang tinggi dan peletakan pompa air,’’ katanya.

Meski begitu, Wako prihatin dengan kondisi yang melanda masyarakat ini dan meminta segera Dinas Sosial untuk melakukan upaya-upaya pemberian bantuan sehingga masyarakat mendapatkan apa yang diperlukan.

Aktivitas Sekolah Tetap Berlangsung

Di sisi lain, meski banjir merendam sejumlah sekolah, aktivitas belajar mengajar tidak terhenti. Seperti di SD/MI Miftahuddin di Meranti Pandak dan SDN 120 Sri Meranti.

‘’Tadi malam banjir merendam satu ruang kelas VI,’’ ungkap Meri, salah satu guru di sekolah tersebut saat ditemui Riau Pos. Alhasil, proses belajar mengajar satu ruang kelas VI tersebut jadi terganggu karena pagi itu satu ruangan yang terkena banjir masih basah dan baru dibersihkan.

Di ruangan ini, para murid belajar apa adanya, pasalnya tidak tersedia papan tulis di ruang darurat tersebut untuk guru mengajarkan pelajarannya. Meski demikian terlihat para murid masih bersemangat untuk belajar.(ilo/end/eko/lim)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook