DAMPAK KABUT ASAP

FWH: Membaca Adalah Solusi Kejar Ketinggalan Pelajaran

Pekanbaru | Selasa, 20 Oktober 2015 - 20:45 WIB

FWH: Membaca Adalah Solusi Kejar Ketinggalan Pelajaran

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Salah satu dampak dari kabut asap menjadi persoalan serius di Pekanbaru terutama seringnya siswa sekolah diliburkan. Hal ini secara tidak langsung membuat anak-anak sekolah mengalami ketinggalan pelajaran sehingga dikhawatirkan saat menghadadpi ujian siswa sekolah bisa mengalami ketidakmampuan menjawab soal ujian.

"Untuk itu, saya minta pihak sekolah terus memaksimalkan program budaya membaca dan orang tua berperan aktif mengawasi anaknya belajar di rumah," kata Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Fikri Wahyudi Hamdani (FWH) kepada Riaupos.co, Selasa (20/10).   

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dari penuturan Fikri, budaya membaca menjadi penting saat ini baik dari kalangan dewasa dan terutama bagi anak-anak sekolah karena selain menambah pengetahuan, juga wawasan, dan tentu saja juga berpengaruh terhadap aktivitas anak-anak untuk mengurangi waktu bermain di luar ruangan.

‘’Apalagi saat ini dalam kondisi darurat pencemaran udara akibat karhutla, membaca juga sangat membantu anak-anak yang saat ini jam sekolahnya terpangkas oleh asap,’’ kata pria yang kerap disapa FWH ini.

Hal positif dari budaya membaca, sambung FWH di antaranya dapat mengurangi stress, karena dia meyakini dengan seringnya diliburkannya anak sekolah tingkat stress pada kalangan anak sekolah cukup tinggi.

‘’Yang pasti, membaca itu bisa melatih ketrampilan untuk berfikir dan menganalisa sehingga anak-anak bisa memperbanyak perbendaharaan kata,’’ tutur anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru ini.

Masih dari penuruturan FWH, untuk bahan bacaan disarankan FWH, yang harus disiapkan oleh pihak sekolah adalah, tentu buku-buku pelajaran, dan juga buku umum tentang pengetahuan. Bisa juga buku-buku soal sejarah kabupaten kota yang ada di Provinsi Riau dan lainya.

‘’Menurut saya, ini sangat perlu digalakkan lagi oleh pihak sekolah, lewat pustaka sekolah, dan juga peran orang tua di rumah,’’ ujarnya.

Untuk gudang membaca di Pekanbaru ini, diarahkan FWH, bisa dilakukan di Pustaka Wilayah Riau Soeman HS, atau Pustaka Pekanbaru.

‘’Sekarang saya melihatnya, anak-anak lebih suka menonton televise, atau keluyuran dan kumpul-kumpul tanpa tujuan jelas dan hanya membuang-buang waktu saja hingga mengarah kepada perbuatan yang tidak sesuai dengan norma,’’ tutupnya.

Laporan: Anju Mahendra

Editor: Yudi Waldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook