PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimbau kepada seluruh investor, perusahaan dan semua yang terlibat dalam pasar modal, untuk lebih konsern dan mempertimbangkan faktor Environmental Social and Governancen (ESG) dalam berinvestasi. Ini dinilai penting demi mewujudkan sustainabality dan investasi hijau.
Karena itu, BEI mengadakan workshop untuk wartawan daerah di Riau agar bisa menjadi perpanjangan informasi terkait pentingnya ESG kepada para investor dan perusahaan. Workshop yang berlangsung di Peterseli Building Pekanbaru, Senin (19/9) tersebut diikuti puluhan wartawan Riau dari berbagai media.
Dikatakan oleh Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, pihaknya aktif melakukan sosialisasi terkait hal ini ke seluruh Indonesia. Riau sendiri dinilainya menjadi titik fokus mereka dalam promote ESG ini. "Kami ingin menjalin relasi dan memberi edukasi pasar modal, update produk, knowladge kepada jurnalis di Riau. Kami yakin, lewat pena wartawan yang tajam, informasi pasar modal dan pentingnya ESG ini bisa tersebar luas dengan baik,"ujarnya di sela workshop.
Dalam workshop berjudul Indonesia Capital Market Update dan Penerapan ESG di Pasar Modal Indonesia itu, hadir Kepala Unit Pengembangan Produk I BEI Kautsar Primadi Nurahmad dan Kepala Unit Evaluasi dan Pemantauan Perusahaan Tercatat 3 Mita Dwijayanti.
Kautsar mengatakan, ESG dalam pasar modal, erat kaitannya dengan keberlangsungan dan kualitas hidup generasi penerus di masa depan.
Kautsar sendiri menjelaskan terkait kondisi kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini, termasuk di Riau. Seperti peningkatan suhu, curah hujan yang tak menentu dan kerusakan lingkungan yang dinilai sangat mempengaruhi ekonomi dan pasar modal. Namun, sayangnya kesadaran perusahaan dan investor dalam mengedepankan sisi ESG dinilainya masih kurang. "Kesadaran penerapan ESG di Indonesia tak sebaik di dunia internasional. Masih banyak yang mengedepankan cuan, dibanding faktor lingkungan, sosial dan tata kelola yang baik,"terangnya.
Sementara itu, Mita menambahkan bahwa pemerintah dan perusahaan yang tercatat di Indonesia sudah memiliki konsern terhadap ESG. Ada semacam penekanan terhadap perusahaan tercatat untuk konsern terhadap ESG baik dalam transparansi dalam penyampaian informasi kepada publik dan aksi ESG lainnya.
"Misalnya dalam segi lingkungan, perusahaan diminta lebih bijak dalam pengelolaan limbah dan polusi, termasuk memberi dampak pada flora fauna. Dari segi sosial, memastikan terjaganya hubungan baik dengan stakeholder dan dari segi tata kelola memastikan tata kelola perusahaan berjalan yang baik dengan memastikan kontrol internal yang baik untuk mengurangi risiko kerugian,"sambungya.
Perusahaan tercatat, diharapkan juga komit terhadap pendanaan yang lebih memperhatikan aspek-aspek ESG dan bagaimana mereka memastikan bisnis mereka tersebut sustainable serta green operational.
Di sisi lain, investor juga dinilainya sudah mulai melirik perusahaan yang menerapkan ESG sebagai tempat mereka berinvestasi. Untuk mensupport hal tersebut, Bursa Efek dikatakannya juga memiliki produk yang menjadi wadah bagi investor supaya bisa berinvestasi di perusahaan yang lebih green. "Bursa Efek memiliki indeks-indeks yang fokus hanya pada perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan standar ESG,"ujarnya.
Di samping itu, Bursa Efek diakuinya juga memiliki perlindungan kepada investor dan perusahaan agar memastikan keamanan dalam berinvestasi.(azr)