PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Sebuah panggung seni dan mural digelar oleh wahana lingkungan hidup Indonesia (Walhi) Riau, dalam rangka meresmikan sekretariat baru di Gang Anggur, Jalan Belimbing, Pekanbaru, Senin (19/8).
Kegiatan tersebut dimulai sejak pukul 09.00 WIB dimulain dengan pertunjukan panggung seni yang di isi dengan live music dari Gedoy dan kawan-kawan serta Kibo dan kawan-kawan.
Sementara itu, dinding dari pagar menuju arah belakang rumah sekretariat tersebut dimural oleh ruang kreasi pekanbaru, doodle art Pekanbaru serta seniman visual lainnya.
Menurut Deputi Direktur Walhi Riau Fandi Rahman, mural tersebut berisi kaleidoskop yang menceritakan perjalanan Walhi sejak tahun 2013 hingga saat ini.
“Ada 6 bagian yang kita siapkan. Kaleidoskop perjalanan Walhi Riau dari awal 2013 hingga saat ini. Satu space tempat untuk menggambarkan harapan masyarakat Riau untuk Riau kedepannya,” kata Fandi.
Terdapat sketsa samar yang dibuat dengan kapur berwarna biru. Fandi menceritakan jika gambar yang pertama berkisah di tahun 80 an, Riau marak dengan konsensi hak penguasaan hutan (HPH) di mana hutan mulai dibabat dan menjadi awal maraknya pembalakan liar. “Zaman itu, hutan kita dibabat dan menjadi awal maraknya ilegal logging,” ujarnya.
Di panel-panel selanjutnya, Fandi menjelaskan mural bergambar perebutan masyarakat dengan penguasa tanah, mural ketika Presiden Republik Indonesia Joko Widodo datang ke Sungai Tohor, sebuah gambar tentang keruk dari salah satu alat berat, serta mural tentang industri ekstraktif.
“Yang ke lima ini industri eksraktif, menceritakan yyang terjadi di gambar satu sampai empat bahwa di tahun-tahun berikutnya terus menumpuk dan terus terjadi. Masyarakat kehilangan wilayahnya dan masyarakat adat kehilangan adatnya,” tambah Fandi.
Terkait dengan peresmian sekretarian baru Walhi, Fandi berharap sekretariat tersebut menjadi rumah perjuangan masyarkat. Di mana setiap masyarakat yang mengalami ketidak adilan dalam bidan hak asasi manusia (HAM), agraria, pengelolaan sumber daya alam dan lain-lain dapat mengadu di rumah perjuangan ini.(*2)