Rani, Menderita Gizi Buruk

Pekanbaru | Sabtu, 20 Juli 2013 - 09:07 WIB

Rani, Menderita Gizi Buruk
Rani, penderita gizi buruk digendong ibunya, Jumat (19/7/2013). Foto: teguh prihatna/riau pos

PEKANBARU (RP) - Rani Veronika (9), anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Ratnawati (43) dan Erpantoni (44), warga Jalan Pahlawan Kerja Ujung/Buntu, RT 04/RW 02, Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, menderita gizi buruk sejak lima bulan terakhir.

Menurut Ratnawati kepada Riau Pos, Jumat (19/7), gizi buruk yang dialami anaknya bermula ketika Rani mengalami batuk selama lebih dari 100 hari. ‘’Awalnya sekitar Desember 2012 lalu, Rani mengalami batuk hingga lebih dari tiga bulan,’’ terang Ratna.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Berbagai cara sudah ditempuh orangtua Rani, mulai dari membawa ke Puskesmas, dokter spesialis anak dan namun penyakitnya tidak kunjung sembuh.  

‘’Kemudian sepekan sebelum Ramadan, kami membawanya ke RSUD Arifin Achmad, namun karena tidak sabar dan belum ada perkembangan setelah lima hari dirawat, kami meminta Rani dipindahkan ke RS Santa Maria,’’ tambah Ratna.

Ketika dirawat di RS Santa Maria, kesehatan Rani mulai menunjukkan perkembangan.

‘’Tetapi biaya yang dikeluarkan sangat besar, untuk empat hari dirawat di sana, dana yang kami keluarkan sudah mencapai Rp3 jutaan. Sehingga kami meminta untuk dirawat di rumah saja. Untuk ukuran dana sebesar itu terlalu besar buat kami sekeluarga,’’ timpal Erpan yang berprofesi sebagai tukang tambal ban ini.

Setelah batuk yang dialaminya sembuh, Rani menjadi susah untuk makan nasi.

‘’Setiap apa yang dimakannya selalu ke luar lagi karena muntah. Sekarang ini, anak kami merasa badannya sakit semua, terkadang merasa sangat dingin, tapi terkadang tiba-tiba panas tinggi,’’ tutur Erpan menjelaskan kondisi anaknya.

Ketika ditemui Riau Pos, Rani hanya bisa terbaring lemah, sedangkan saudara kembarnya, Rian Pranando (9) terlihat sangat bugar. Tubuh Rani pun, kurus karena tak bisa diasupi makanan bergizi. Bibirnya pucat dan tak bisa bergerak banyak.

‘’Kalau seandainya ada dana, pasti Rani kami inapkan kembali di rumah sakit. Tapi kondisi keungan kami belum memungkinkan untuk membawanya ke rumah sakit,’’ ujar Ratna.(*4)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook