DARI SEMINAR REGIONAL BUDAYA MAKAN MAKANAN ORGANIK

Manfaatkan Peluang Pasar Budidaya Jamur

Pekanbaru | Kamis, 20 Juni 2013 - 09:06 WIB

Laporan HELFIZON  ASSYAFEI, Pekanbaru helfizon@riaupos.co

Tidak banyak yang tahu bahwa budidaya jamur ternyata bisnis yang menguntungkan. Selain menghasilkan makanan sehat bergizi dan bernutrisi, permintaan pasar pun tinggi terhadap produk yang satu ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Saat ini permintaan pasar produk budi daya jamur di Pekanbaru mencapai 500 Kg/hari. Sedangkan kapasitas produksi petani jamur lokal baru mencapai 200 Kg/hari.

‘’Ini peluang besar bagi kita yang mau buka usaha di bidang ini,’’ ujar Ketua Asosiasi Petani dan Pengusaha Jamur Riau Fajar Surya Pratomo S Hut.

Menurutnya dengan lahan seluas 7x6 meter saja sebulan mampu menghasilkan Rp1,5 juta hingga Rp2 juta.

‘’Ayo kita manfaatkan peluang pasar budidaya jamur. Kita di Riau berpotensi untuk pengembangan jamur meski daerahnya panas, namun tetap ada hujan khas daerah tropis,’’ ujarnya saat tampil di seminar regional bertajuk memasyarakatkan budaya makan makanan organik, sehat dan bergizi melalui pengembangan industri hulu dan hilir jamur.

Lebih lanjut ia menjelaskan secara umum jamur adalah produk nabati yang ramah lingkungan dan bernilai gizi tinggi. Selain nilai ekonomisnya juga sangat tinggi tidak semua daerah punya cukup syarat untuk membudidayakan jamur.

Ia menceritakan awalnya 2008 sejumlah petani jamur yang tergabung dalam APPJARI memulai usaha dengan memproduksi lebih dari 2.000 baglogs jamur. Hasil panennya kemudian dijual dalam bentuk crispy di sejumlah mal di Pekanbaru. Pada tahun 2010 produk yang dikembangkan dari budidaya jamur mulai beragam mulai dari kripik, sate jamur, sop jamur dan lain-lain.

Adapun lokasi usaha anggota asosiasi tersebar di kabupaten/kota di Riau antara lain Pekanbaru, Kampar, Siak, Dumai, Pelalawan dan lainnya. Beberapa jamur yang sudah dihasilkan oleh budidaya ini antara lain jamur tiram, kuping, shitaake dan ling zi.

Sementara itu jenis produk turunan yang sudah dikembangkan hingga saat ini adalah jamur crispy, keripik, kerupuk, nugget, bakso, sate jamur, pepes, pempek dan lainnya.

Fajar juga mengimbau peminat budidaya bahwa mereka siap membina petani pemula yang memiliki lahan dan hasilnya akan dibeli langsung oleh APPJARI.

Sejumlah pemateri tampil yakni ahli gizi Leliana SKm MKm, Kadisperindag El Syabrina MP dan alumni IPB bidang teknologi pangan Dian Dewi STp.

Menurut ahli gizi Leliana SKm MKm, 90 persen penyakit manusia bersumber dari makanan. ‘’Bahan makanan kita banyak terkontaminasi bahan pengawet dan pestisida,’’ ujarnya.

Menurut hasil penelitian ternyata jamur adalah bahan makan yang aman dengan kandungan gizi yang tinggi. Jamur mengandung protein, lemak tak jenuh (tak membentuk kolesterol), asam animo esensial dan mineral.

‘’Saya mengimbau mari kita budayakan makan makanan organik karena lebih sehat untuk tubuh,’’ ujarnya.

Makanan organik, lanjutnya, adalah makan yang bersumber dari organisme hidup yang kaya dengan gizi dan nutrisi seperti jamur.

Jamur lanjutnya lagi, juga mengandung anti oksidan, betaglucan, serat dan vitamin, germanium organic yang dapat menyerap oksigen dalam darah hingga 1,5 kali lipat.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook