RCH Kelola Pekanbaru Festinight Area CFN

Pekanbaru | Rabu, 20 Maret 2019 - 14:08 WIB

RCH Kelola Pekanbaru Festinight Area CFN
Pengelola Pekanbaru Festinight RCH, melibatkan anak-anak pengunjung foto bersama Wali Kota Pekanbaru di area CFN.

KOTA(RIAUPOS.CO) - Riau Creative Hub (RCH) selaku tim pengelola Pekanbaru Festinight, di area Car Free Night (CFN) di RTH Tunjuk Ajar Jalan Ahmad Yani, sudah melakukan sosialisasi kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pelaku UMKM, terutama 16 subsektor ekonomi kreatif, terkait sebagai peserta 16 subsektor ekonomi kreatif Festinight yang menghuni stand atau tenan.

Pembina RCH, Reza Kusnanjar mengatakan bahwa Festinight ini bisa dilaksanakan, berkat kolaborasi Pemko Pekanbaru, Dirlantas Polda Riau, Riau Creative Hub dan segala pihak terkait. 

Dan untuk pelaksanaannya, disampaikan Reza, Pemko Pekanbaru dalam acara ini hanya menyediakan lahan di RTH Tunjuk Ajar ini, sementara anggaran operasional kegiatan selama periode berlangsung, Riau Creative Hub yang memodali semuanya. Mulai dari sewa tenda (stand), sound, lighting, listrik, pengamanan, dekorasi, musik, pihak yang diundang serta lainnya. Sehingga pengelola mengeluarkan anggaran yang besar.
Baca Juga :Ekrades Tingkatkan Ekonomi Masyarakat 

"Jadi pengelolaannya diserahkan ke swasta (Riau Creative Hub). Untuk masuk ke Festinight ini sudah ada platform yakni bisa diakses secara online http://bit.ly/pekanbarufestinight atau bisa diakses lewat portal Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru, di situ ada," kata Reza yang juga direstui pembina Riau Creative Hub lainnya Ginda Burnama ST, Tetuko dwi Jatmiko dan Muhammad Aulia, serta Ketua Pelaksana Azwir Irvannanda Selasa (19/3).

Diakuinya, awal Festinight ini berjalan sempat terjadi sedikit "goncangan". Namun hal itu sudah disosialisasikan berkali-kali kepada pedagang, sebelum acara ini dilaksanakan. Bahwa pihak pengelola sudah menjelaskan kepada UMKM bahwa iuran untuk satu stand/tenan Rp 375 ribu/malam, atau ditotalkan untuk 1 periode 8 kali event adalah Rp 3 juta.

"Pembayarannya cukup fleksibel, bisa dicicil. Karena tujuan kita sebagai wadah mengeduksi dan mensosialisaikan ekonomi kreatif, serta semata-mata untuk menjadikan lokomotif dan role model kota di Indonesia yang menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif untuk mencapai ekonomi kreatif yang mandiri," jelasnya.

Dijelaskan Reza lagi, jumlah stand yang disiapkan di Festinight ini sebanyak 100 stand, dengan rincian untuk 16 sub sektor ekonomi kreatif ukuran standnya 3x3 M, khusus kuliner 2,5x2,5 M. "Penampilan komunitas setiap malam berbeda. Ada seni, musik,design dan kita ada dua panggung," paparnya.

Reza mengatakan lagi bahwa acara ini sebenarnya awal mulanya hari bebas kendaraan bermotor atau car free nigh di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bali, Surabaya dan lainnya. Namun dalam mengakomodir 16 sub sektor ekonomi kreatif di Indonesia, baru pertama kali digelar di Kota Pekanbaru. Pelaksanaannya memang Jumat dan Sabtu malam. Sementara kota besar lainnya hanya di malam tahun baru atau hari besar. 

Dengan menjadi leader di Indonesia, diharapkannya Festinight ini mampu menjadi percontohan di Indonesia. Sebab, kolaborasi yang dilakukan antara tim pengendali yakni Pemko Pekanbaru dan pengelola Riau Creative Hub, bersama-sama mampu menjadi inkubator bagi UMKM, agar lebih mampu produk mereka dikenal banyak oleh masyarakat.

"Acara ini juga disupport dari Dispar, Disperindag, Satpol PP, Dishub, Dirlantas Polda Riau, Dinas PU, dan pihak lainnya," kata Reza.

"Tujuannya dalam pengembangan 16 subsektor kreatif tadi, kan bermacam-macam. Pertama arsitektur, desain grafis, visual, video dan fotografi, kuliner, seni fashion dan sebagainya," katanya lagi.

Harapan utama kegiatan ini, dipaparkan Reza, agar para PKL sendiri mampu mengembangkan dirinya, supaya maju dan mempercayakan kepada pengelola. Karena pengelola menyediakan center dimana berfungsi untuk PKL masuk ke dalamnya. 

"Di dalam kami benahi, seperti halnya harga bakso di luar hanya Rp 7 ribu, maka di Festinight bisa dijual lebih tinggi dan dikemas lebih menarik lagi, sehingga menguntungkan pedagang. Ini yang kita lakukan, mengubah cara pandang mindset masyarakat," katanya.

Kemudian, kata Reza, kenapa pihaknya memilih lokasi Festinight di RTH Tunjuk Ajar Senapelan. Dijelaskan, bahwa di Senapelan sendiri sengaja dipilih tempat nya, karena memiliki sejarah besar untuk Kota Pekanbaru. Ada tugu pertama tempat pengibaran bendara merah putih serta sejarah kantor RRI yang saat ini menjadi museum.

"Makanya kenapa tidak kita jadikan saja tempat wisata. Tentunya ini perlu dukungan penuh pemerintah. Sehingga dapat berlangsung dengan baik, lancar. Ini berlangsung sepanjang tahun. Sekarang masih Jumat dan Sabtu malam," katanya.

 Harapannya, disampaikan Reza, sama dengan Pak Walikota, kalau bisa Festinight ini bisa setiap malam, dan butuh suntikan anggaran APBD tahun depan atau di APBD perubahan 2019 agar lebih meringankan beban operasional dan otomatis meringankan iuran yang dikeluarkan para tenan.(gus/ifr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook