PEKANBARU (RIAUPOS.CO) Terowongan di jalan layang (flyover) SKA diperkirakan tak akan bisa berfungsi maksimal. Pasalnya, menurut hasil analisa Tim Penilai Kelayakan Jalan, terowongan yang sudah selesai dibuat tersebut tidak bisa dilalui kendaraan. Muncul usulan, terowongan dijadikan penyeberangan bagi pejalan kaki.
Kabid Manajemen Rekayasa Lalin Dishub Kota Pekanbaru Edi Siswadi kepada Riau Pos, Selasa (19/2) memaparkan, Tim Penilai Kelayakan Jalan telah melakukan pengecekan. Tim berasal dari Dishub, Satlantas, dan juga dari PU. Dari tinjauan kami kemarin, itu sudut tikungan terlindung jarak pandang, ada black spot. Jadi tim menyarankan itu (teorowongan, red) untuk pejalan kaki saja. Bukan untuk kendaraan bermotor, kata dia.
Saat ditanya jika terowongan tidak jadi sebagai u-turn, dikhawatirkan akan ada kemacetan di sekitar lokasi, Edi mengatakan semua kan dikaji dahulu. Kan bisa memutar di bawah flyover. Nanti kami buat rekayasa lalu lintas. Karena untuk memutar, kami lihat visi rasio berapa dan LHR (lalu lintas harian rata-rata). Kan itu kami kaji dulu. Volumenya berapa? Harus ada hitungannya. Hitungan berdasarkan penetapan warna lampu, hijau kuning merah. Jadi tim memantau baik dari CCTV ataupun hitungan petugas, urainya.
Di simpang SKA, waktu puncak lalu lintas kendaraan berada di antara pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB dan pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB. Itu tidak terjadi tiap hari. Tingkat paling tinggi pada weekend. Itu yang akan kami hitung bagaimana cara memecah simpulnya. Harus ada kajian, jelasnya.
Terkait terowongan itu, dia sekali lagi menegaskan sulit memberikan rekomendasi penggunaan untuk u-turn kendaraan. Itu kan untuk memutar dari Utara ke Utara, Utara ke Selatan tidak bisa. Saat memutar Utara-Utara ada black spot. Akses lalu lintas terganggu, tutupnya.(yls)
(Laporan M ALI NURMAN, Kota)