Laporan: ADRIAN EKO DESRILIANTO, Pekanbaru
Pasca kebakaran yang menghanguskan Pasar Cik Puan Pekanbaru akhir tahun lalu, beberapa pedagang mulai melakukan pembangunan TPS.
Namun tidak sedikit pula pedagang mengaku merasa kesulitan membangun lapak, karena tidak lagi memiliki anggaran. Jika belum dibangun Pemko mengancam akan mengambil alih.
Belum juga hilang penderitaan pedagang Pasar Cik Puan karena terbakar, kali ini mereka sudah mulai mendapat ancaman.
Tidak tanggung-tanggung, seperti tidak peduli dengan penderitaan pedagang, Pemko Pekanbaru mengancam akan mengambil alih sebanyak 100 lapak yang belum dibangun pedagang.
Padahal, pedagang yang kiosnya terbakar tersebut harus memutar otak mencari dana untuk sekadar membangun lapak sementara di lahan yang sudah rata dengan tanah.
‘’Sudahlah kami tidak dibantu, sekarang justru kios kami yang mau diambil alih. Mereka pikir uang kami seperti air, mengalir terus. Mau meminjam uang saja sudah sekarang ini. Sudah lah jatuh tertimpa tangga pula,’’ ketus salah seorang pedagang Pasar Cik Puan yang belum bisa membangun TPS karena tidak memiliki uang, Anwar (45) saat disambangi Riau Pos di lokasi.
Dari pantauan Riau Pos, memang beberapa kios sementara sudah terbangun di pasar yang setiap tahunnya terbakar ini. Namun ada juga yang masih membersihkan bekas kios yang sudah hangus dari puing-puing bangunan.
Beberapa pemilik kios menyatakan bangunan yang mereka bangun ini bisa berdiri karena pinjaman dari keluarga maupun pihak lain.
Tidak hanya itu, ada juga yang terpaksa meminjam uang ke ‘tengkulak’ yang bunganya tidak sedikit. Kios yang dibangun juga sangat sederhana hanya dinding papan dan berlantaikan tanah.
Semua itu dilakukan karena harus menyambung hidup, sementara Pemko Pekanbaru engan memberikan bantuan untuk pembangunan ini.
Pernyataan mengejutkan diungkapkan Kepala UPTD Dinas Pasar (Dispar) Kota Pekanbaru Abdul Jalil SP beberapa waktu lalu.
Dari 320 kios yang hangus terbakar, 220 diantaranya sudah dibangun. Sementara 100 kios lainnya belum juga dibangun dan pedagang tersebut diultimatum.
Jika tidak juga dibangun, akan diambil alih Pemko Pekanbaru dan mereka tidak bisa berjualan di lapak tersebut.
Melihat aksi yang dinilai arogan ini, Ketua Asosiasi Persatuan Pedagang Seluruh Indonesia (APPSI) Kota Pekanbaru Agusman Sikumbang menyatakan kekecewaannya dengan sikap Pemko tersebut.***