PEKANBARU (RIAUPOS.CO) SUDAH masuk empat bulan terhitung sejak September hingga pertengahan Desember ini, honor petugas masjid paripurna di Pekanbaru tak kunjung dibayarkan Pemko Pekanbaru. Program pemko ini pun dikritik karena menelantarkan nasib petugas masjid paripurna.
Bendahara Masjid Paripurna Almuhajirin Kecamatan Rumbai, M Toat Nasution mengatakan, terakhir kalinya petugas masjid paripurna menerima honor adalah Agustus lalu. Setelah itu, hingga pertengahan Desember saat ini, honor tidak kunjung merela terima lagi.
“Para petugas masjid paripurna sudah menjerit karena tidak kunjung gajian juga. Apalagi sempat mendengar isu bahwa gajinya akan hangus jika hingga akhir Desember ini tidak kunjung dibayarkan,” katanya kepada Riau Pos, Selasa (18/12).Untuk itu, lanjut M Toat, dengan kondisi seperti ini, pihaknya meminta tanggung jawab Pemko Pekanbaru. Karena masjid paripurna ini merupakan program pemko. Dan masalah ini sudah sering terjadi.
“Jika main-main dalam membuat program masjid paripurna, ya gak usah dibuat. Lebih baik dibubarkan saja dari pada membuat orang lain sengsara dan pengurus masjid yang menanggung akibatnya,’’ tegas M Toat.
Untuk diketahui, di Pekanbaru ada 97 masjid yang diparipurnakan. 12 merupakan masjid paripurna tingkat kecamatan. Dan 83 masjid paripurna kelurahan.
‘‘Untuk kecamatan ada tujuh orang petugasnya. Dan di kelurahan ada lima orang petugas,” ujar M Toat.
Menanggapi persoalan ini, Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi mengatakan bahwa pembayaran honor petugas masjid paripurna saat ini tengah dibahas oleh Sekretaris Kota Pekanbaru bersama dengan pihak Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKAD). Diakuinya, kondisi keuangan Pemko Pekanbaru saat ini sangat terbatas.
