KOTA (RIAUPOS.CO) – Masyarakat Kota Pekanbaru mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji bersubsisi 3 kilogram (kg). Kalau pun ada, mereka tidak mendapatkannya di pangkalan gas. Melainkan di toko-toko pengecer dengan harga sangat mahal hingga mencapai Rp45 ribu per tabung.
Sulitnya mendapatkan elpiji 3 kg hampir merata terjadi di wilayah Kota Bertuah. Seperti di Kecamatan Tampan, Payung Sekaki, Rumbai, Sukajadi dan lainnya.
Seperti dituturkan Risman, warga Jalan Cipta Karya, Kecamatan Tampan. Ia mengaku saat ini sulit mendapatkan gas bersubsidi. Ia sudah keliling ke beberapa pangkalan gas di wilayah Kecamatan Tampan. Namun tidak menemukan elpiji 3 kg. Hampir putus asa mencari elpiji 3kg, ada tetangganya yang memberikan info jika di Jalan Kualu masih ada yang menjual gas eceran.
“Memang sulit sekali cari elpiji 3 kilogram. Di pangkalan kosong. Tadi setelah keliling baru dapat di Jalan Kualu. Harganya Rp45 ribu per tabung,” ujar Risman kepada Riau Pos, kemarin.
Meski harganya yang setinggi langit ia tetap membelinya. “Untung sudah dapat, mau bagaimana lagi. Sebenarnya saya heran saja kenapa di pangkalan kosong tetapi pengecer bisa jual. Ada, tapi harganya setinggi langit,” katanya.
Irpan, pengecer elpiji 3 kg di Jalan Kualu mengaku membeli gas subsidi dari pangkalan. Setiap hari ia bisa menjual elpiji 3 kg sebanyak lima sampai enam tabung. Tabung gas yang ia jual tidak dilengkapi dengan segel kuota untuk Pekanbaru plastik berwarna merah.
Ia tidak mau menjelaskan pangkalan mana saja yang menyediakan elpiji 3 kg untuk ia jual kembali. “Yang pasti dipasok dari pangkalan,” ungkap Irpan.
Ia mengakui, jatah tabung yang dipasok ke tokonya menurun akhir-akhir ini dan sering terlambat. Kabar yang ia terima pasokan gas terhambat karena adanya gangguan jalur dari Dumai ke Pekanbaru.
“Infonya karena jalur buka tutup yang diberlakukan dari Duri atau Dumai,” katanya.
Keterlambatan masuknya pasokan gas bersubdisi ini juga dibenarkan pihak pangkalan gas di Jalan Cipta Karya. Menurut mereka, pasokan elpiji 3 kg memang sering terlambat. Biasanya bisa dua kali dalam sepekan, namun saat ini sudah hampir sepekan belum pasti pasokan akan masuk.
“Katanya karena ada penerapan buka tutup di daerah Duri. Bisa antre sampai berhari-hari. Itu masalahnya. Kalau soal pembelian gas ya sesuai dengan kuota. Pakai kartu keluarga (KK). Saat ini pasokan masih kosong. Menunggu. Katanya mau masuk lagi,” terang Heri, pemilik pangkalan gas di Jalan Cipta Karya.
Kelangkaan gas juga terjadi di Kecamatan Sukajadi. Beberapa hari terakhir warga kesulitan mendapatkan gas 3 kilogram. Karena kesulitan banyak warga ganti gas ukuran 5 kilogram. “Sering langka. Jadi saya ganti pakai bright gas,” kata Toyo, warga Sukajadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut ketika dikonfirmasi perihal langkanya elpiji 3 kg tersebut mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum mendapat informasi adanya pengurangan atau kendala dalam pemasokan gas bersubsidi itu oleh pihak Pertamina.
“Kami belum dapat informasi dari Pertamina apakah ada pengurangan kuota elpiji 3 kg. Termasuk juga informasi ada kendala dalam pendistribusiannya,” katanya, kemarin.
Terkait banyak ditemukannya elpiji 3 kg di tingkat pengecer dengan harga tinggi, sedangkan di tingkat pangkalan justru stok gas kosong, Ingot menduga ada pangkalan yang menjual ke pengecer. Dan itu ia tegaskan tidak sesuai peruntukan.
Namun untuk melakukan pengawasan, Ingot mengaku tidak bisa mengawasi seluruh pangkalan yang ada secara langsung. Untuk itu, pihaknya juga meminta sinergi dari berbagai pihak dalam hal pengawasan distribusi elpiji 3 kg tersebut.
“Teman-teman Pertamina juga kami minta melakukan pembinaan kepada agen-agen di bawahnya,” ujarnya.(ilo/sol)