Laporan Joko Susilo, Pekanbaru jokosusilo@riaupos.co
Belajar tidak tenang lagi, kosentrasi pun menjadi buyar bila proses belajar mengajar mulai digelar di SMPN 15. Itu yang dirasakan Ine, salah satu dari puluhan pelajar SMPN 15. Campur aduk dirasakan ketika memasuki ruang kelasnya.
Ine dan puluhan temanya khawatir jurang yang berjarak hanya satu meter dari ruang kelasnya, akan kembali longsor tak kala rintikan hujan yang cukup lebat menghujam sekolahnya tersebut, Jumat (18/10). Apalagi beberapa bagian dinding gedung sekolah mulai ada yang retak, begitu juga lantainya yang sudah ada yang retak.
‘’Ya takut juga, belajar juga tidak tenang, takut runtuh (gedung sekolah),’’ ungkapnya ketika ditemui Riau Pos. Di sekolah Ine, siang itu terlihat normal seperti biasanya, meski dihantui nyaris runtuh sekolahnya tersebut.
Pelajar terlihat serius mengikuti pelajaran yang diberikan para guru-gurunya. Proser belajar mengajar tanpak serius berjalan, antara guru dan pelajar juga terjalin komunikasi yang baik untuk penyampaian ilmu pelajaran yang diberikan. Di balik keseriusan itu, tetapi terselimut rasa was-was akan runtuhnya gedung tempat mereka belajar mengajar.
‘’Sebetulnya guru juga takut saat mengajar, coba bayangkan ketika sedang serius mengajar dan gedung sekolah runtuh, sudah pasti akan memakan korban,’’ ungkap Waka Kurikulum SMPN 15, Agusrialdi SPd MPd. Untuk itu ada rencana kelas belajar di ruangan yang terancam runtuh itu dipindah ke ruangan lain. Sehingga anak didik bisa belajar dengan tenang.
Pihak sekolah juga merasa bingung, mau dipindahkan ke mana pelajar tiga ruangan tersebut. Mengingat tidak tersedianya ruang kosong.
Untuk itu pihak sekolah berharap Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru bisa segera membangun gedung sekolah baru di sisi lahan lainnya yang jauh dari longsoran tanah tersebut. Kebetulan lahan sekolah yang berlokasi di tanah bukit itu juga tidak tersisa lagi.
‘’Kita minta segera ditangani, minimal pagar beton bisa dibangun cepat dan dilakukan penimbunan, sehingga tanah jurang di samping ruang kelas tidak longsor dan gedung juga dapat terhindar dari rubuh,’’ ungkapnya.
Gedung yang terancam rubuh tersebut berada di sisi sebelah kiri sekolah. Jadi tidak semua ruang kelas terancam rubuh. Keberadaan aktivitas penggalian tanah yang dilakukan pengembang perumahan menjadi salah satu penyebab longsornya tanah tempat berpijak ruang kelas sekolah.
Longsoran tanah pun membentuk jurang sedalam 6 meter. Anak didik yang biasa bebas bermain sekarang pun tidak dibolehkan ke samping sekolah yang membetuk jurang tersebut.
‘’Anak didik kita larang keras saat jam isitirah main ke samping kelas, jurang itu membentuk sangat dalam sekali,’’ tuturnya.
Pihak Disdik Kota Pekanbaru sendiri belum memastikan akan membangun kembali ruang kelas yang terancam runtuh tersebut.
Termasuk pembangunan pagar beton sekolah yang sudah runtuh duluan. Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Zulfadil mengaku sudah menurunkan tim Disdik meninjau lokasi tersebut. Pihak tersebut diminta untuk berkoordinasi dengan lurah dan kecamatan untuk menyelesaikan masalahnya.
‘’Saya sangat menyayangkan sekali pihak pengembang itu, harusnyakan memperhatikan sekolah. Kita sudah turunkan tim untuk berkordinasi dengan lurah dan kecamatan untuk menyelesaikan masalah ini,’’ tegas Zulfadil kepada Riau Pos.
Ditanya apakah akan ada pembangunan ruang kelas baru untuk memindahkan ruang yang terancam rubuh tersebut, Zulfadil mengatakan tahap awal akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan.(rnl)