MANASIK HAJI DAN PEMOTONGAN HEWAN KURBAN SD-IT BUNAYYA

Perkenalkan Keteladanan Nabi Ibrahim Sejak Dini

Pekanbaru | Sabtu, 19 Oktober 2013 - 09:26 WIB

 Perkenalkan Keteladanan Nabi Ibrahim Sejak Dini
MANASIK HAJI: Murid SD-IT Bunayya melaksanakan simulasi manasik haji di halaman sekolah, Kamis (17/10/2013). foto: SD-IT Bunayya for Riau Pos

Laporan HERIANTO BASERAH, Pekanbaru heriantobaserah@riaupos.co

Labbaika Allahumalabbaika, Innalhamda Wanniqmata Lakawalmulka Lasariikala Labbaik. Kalimat talbiah itu terus dikumandangkan oleh ratusan murid Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD-IT) Bunayya yang memenuhi halaman sekolah tersebut, Kamis (17/10).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dengan semangat yang tinggi mereka terus berjalan mengelilingi miniatur Kakbah sambil dengan baju ikram putih-putih.

Suasana manasik haji yang dilaksanakan murid tersebut benar-benar diciptakan seperti pelaksanaan ibadah haji sebagai rukun Islam yang ke lima.

Seperti yang disampaikan Kepala SD-IT Bunayya Ratna Wijayanti SH kepada Riau Pos, Jumat (18/10), kegiatan manasik haji sekaligus simulasi kurban ini bagi muridnya sudah menjadi agenda rutin ketika merayakan Idul Adha. Manasik haji ini dinamakan Simulasi Belajar Qurban (SBQ) II.

Setelah melaksanakan manasik haji, kemudian anak-anak dibawa untuk menyaksikan langsung pemotongan hewan kurban seekor sapi dan seekor kambing.

Pelaksaaan penyembelihan hewan tersebut benar-benar diajarkan kepada murid sebagaimana pemotongan hewan kurban sesungguhnya. Anak-anak tampak antusias dan banyak bertanya tentang seputar penyembelihan hewan kurban. Sedangkan para guru dengan sabar menjawab semua pertanyaan muridnya.

Untuk lebih jauh memahami makna berkurban, anak-anak diajak berkumpul di saung untuk mendengarkan kisah awal berkurban yang disampaikan oleh salah seorang ustad.

Ustad mengkisahkan bahwa kurban berawal dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak kesayangannya bernama Ismail. Ibrahim dengan rasa patuh, taat dan hormat kepada Allah menerimanya dengan penuh keiklasan.

‘’Ibrahim telah memberi keteladan kepada kita bahwa ia sangat taat dan patuh atas perintah Allah dan orangtuanya walaupun ada bisikan setan yang menggoda. Itulah kita kenal dengan melontar jumrah. Anak-anak juga harus bisa mencontoh keteladan Nabi Ibrahim,’’ ujar kepala sekolah.

Disampaikannya, selain mencontoh ketauladan Nabi Ibrahim, anak-anak juga ditumbuhkan kesadarannya untuk berbagi dan dermawan serta menanamkan untuk naik haji.

Setelah itu anak-anak beserta para guru dan orang tua siswa bersama-sama memasak daging yang telah disembelih tadi dan sebagian dari daging itu dibagikan kepada warga sekitar sekolah. Kemudian kegiatan diakhiri dengan makan bersama seluruh warga sekolah, orang tua siswa dan para undangan.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook