PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Wakil Walikota (Wawako) Pekanbaru H Ayat Cahyadi SSi memerintahkan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru M Amin mengecek kabar tentang meninggalnya seorang bayi akibat kabut asap, Kamis (19/9).
''Dinas Kesehatan sudah saya perintahkan agar turun ke lapangan. Croscek kronologisnya,'' kata Wawako Pekanbaru H Ayat Cahyadi saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Terpisah, Plt Kadiskes Kota Pekanbaru M Amin menyebut pihaknya sudah turun melakukan pengecekan bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Riau.''Kita sudah turun dan lakukan pengecekan,'' katanya.
Dari data yang dikumpulkan Diskes Pekanbaru, orang tua bayi itu bernama Lasmayani (24), warga Jalan Lintas Timur RT 02 RW 04, Mess Gudang Karton, Kelurahan Sialang Rampai Kecamatan Tenayan Raya. Sementara sang bayi berjenis kelamin laki-laki dan meninggal di usia tiga hari.
Bayi ini lahir pada Senin (16/9) sore pukul 16 45 WIB di bidan praktek mandiri secara normal dengan berat badan lahir 2.800 gram dan panjang badan 49 cm. ''Bayi lahir spontan dan menangis kuat, air ketuban jernih dan kondisi plasenta baik. Umur kehamilan pada saat persalinan cukup bulan, Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan tersebut sebanyak 6 kali selama kehamilan,'' urainya.
Sehari berselang, Selasa (17/9) pagi pukul 09.00 WIB, bayi dipulangkan dari bidan ke rumah dengan kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat. ''Selasa sore pukul 15.00 WIB bidan penolong persalinan dihubungi oleh keluarga pasien dengan keluhan bayi demam, bidan datang dan memeriksa bayi dengan hasil suhu bayi 39.5 °C,'' imbuhnya.
Bidan atas laporan itu memberikan obat penurun panas sebanyak seperempat sendok teh dan menganjurkan bayi dikompres. Pada pukul 16.00 WIB diperiksa kembali kondisi suhu badan bayi sudah turun menjadi 38°C. ''Setelah lahir bayi pada hari pertama belum mendapat ASI, baru mendapatkan ASI pada hari kedua dan ketiga. Selama bayi disusui tidak pernah disendawakan karena ibu belum pandai cara menyendawakan bayinya,'' terangnya.
Rabu (18/9) pagi pukul 10.00 WIB bidan melakukan homecare ke rumah bayi dan menemukan kondisi bayi setelah diperiksa suhu badannya naik menjadi 37 °C. ''Pukul 19.00 WIB bidan dipanggil orangtua kembali ke rumah dengan keluhan bayi biru, muntah dan keluar cairan dari hidung berwarna bening beberapa lama setelah bayi diberikan ASI,'' ungkap Amin.
Terhadap kondisi ini, bayi diperiksa bidan dan ditemukan suhu badannya 42 °C dan langsung di rujuk ke RS didampingi dengan bidan untuk penanganan lebih lanjut. ''Pasien diantar oleh bidan ke RS. Sampai di RS bayi dinyatakan sudah meninggal di perjalanan,'' tambahnya.
Berdasarkan kronologis setelah bayi lahir sampai meninggal, Plt Kadiskes menyebut kematian bayi bukan disebabkan ISPA ataupun kabut asap. ''Namun bisa diduga akibat penyumbatan saluran nafas,'' singkatnya.
Laporan: Ali Nurman
Editor: Erizal