KOTA (RP) - Meski anak seusia mereka belum diizinkan untuk mengendarai sepeda motor, pelajar SMP/ MTs sederajat selalu terlihat menggunakan kendaran roda dua saat pergi ke sekolah.
Usai mengikuti upacara kemerdekaan di sekolah masing-masing, ratusan siswa SMP mulai beranjak pulang. Ada yang memilih untuk menggunakan angkutan umum, adapula sebagian yang dijemput orangtua ataupun pihak keluarga.
Namun, tidak sedikit pula yang memmbawa sepeda motor sendiri. Seperti yang dijumpai Riau Pos di Jalan Garuda Sakti Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan, Sabtu (17/8). Puluhan siswa-siswi SMP Negeri 23 ini memilih untuk menggunakan kendaraan sendiri dibandingkan diantar jemput pihak keluarga.
Windari (14) salah satu siswi SMP mengaku setiap hari membawa sepeda motor ke sekolah. ‘’Setiap hari bawa motor sendiri ke sekolah. Kadang ada juga teman yang ikut menumpang,’’ tuturnya sambil menghidupkan sepeda motor Supra fit X miliknya menuju perumahan Widya Graha Unri, Jalan Garuda Sakti.
Menurut Windari, ia sangat jarang menggunakan helm ketika berkendara. ‘’Pakai helm kadang-kadang saja, karena polisi juga tidak ada di Garuda Sakti. Jadi tidak akan ada yang menilang jika tidak pakai helm,’’ tuturnya seolah mengabaikan keselamatan saat berkendara.
Tidak jauh dari rumah Windari, juga ada Miza (14) siswi SMP yang sama, juga selalu menggunakan kendaraan ke sekolah. ‘’Sering juga bawa motor ke sekolah, namun ada juga membawa sepeda ke sekolah,’’ tutur anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Dijelaskan Miza, ia tidak begitu masalah jika harus bersepeda ke sekolah. ‘’Kalau bersepeda kan lebih sehat, namun jika harus membawa motor saya selalu memakai helm. Kalau tidak bawa helm orang tua tidak mengizinkan,’’ tambahnya.
Orangtua Miza, Agustian (42) yang kebetulan berada di rumah langsung Riau Pos minta pendapatnya tentang Miza jika membawa motor ke sekolah. Ia lebih senang jika anaknya bersepeda ke sekolah.
‘’Saya justru lebih senang anak saya bersepeda ke sekolah, makanya kami belikan Miza sepeda. Dan alhamdulillah akhir-akhir ini Miza sudah mulai sering membawa sepeda ke sekolah,’’ tuturnya.
‘’Sebab jika membawa motor, resikonya lebih besar, kemudian anak seusianya belum mengerti aturan lalu lintas dan belum bisa diurus SIM nya,’’ tutur Agustian.
Senada dengan Agustian, Kepala MTs Negeri Pekanbaru, Marzuki, menuturkan, pihaknya telah lama melarang siswa-siswinya agar tidak membawa sepeda motor ke sekolah.
‘’Demi keselamatan mereka, kami sudah lama melarang mereka agar tidak membawa sepeda motor ke sekolah. Dan alhamdulillah orantua mereka juga mau mengerti dengan mengantar dan menjemput mereka,’’ jelas Marzuki. (*4)