PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kenaikan harga yang terjadi pada gas elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap gas melon atau gas elpiji subsidi ukuran 3 kilogram.
Salah seorang pembeli gas elpiji Ratna saat ditemui di pangkalan gas di Jalan Kutilang, Kecamatan Sukajadi mengatakan, ia terpaksa beralih ke gas melon karena gas nonsubsidi naik harga. Ia mengaku harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk membeli tabung gas melon. Yaitu Rp120 ribu.
Namun Ratna tak mempersoalkannya karena untuk isi ulang gas, ia hanya perlu membayar Rp18 ribu per tabung.
"Tak apalah bayar besar di depan karena untuk membeli tabung dulu. Tapi setelah itu kan cuma bayar Rp18.000 per tabung saat melakukan isi ulang," ucapnya, Senin (18/7).
Dirinya berharap ke depan pemerintah tidak lagi melakukan kenaikan harga terhadap gas elpiji nonsubsidi, sehingga masyarakat masih bisa menggunakan gas elpiji nonsubsidi dengan harga yang terjangkau.
"Sebenarnya lebih enak pakai yang nonsubsidi, karena produknya yang lebih besar. Tapi kalau harganya seperti saat ini, kemahalan buat saya. Gas melon yang lebih murah tentu jadi pilihan. Karena memang kami sudah tidak sanggup kalau terus-terusan dinaikkan harga gas elpiji nonsubsidi ini," tambahnya
Sementara itu, salah seorang pemilik pangkalan gas Yuni mengatakan, semenjak kembali naiknya harga gas elpiji nonsubsidi sebesar Rp2.000 per kilogram membuat masyarakat yang tadinya menggunakan gas elpiji nonsubsidi kini beralih ke gas elpiji subsidi.
Kenaikan jumlah permintaan terhadap gas elpiji subsidi disebutkannya sekitar 30 persen dibandingkan sebelum naiknya harga gas elpiji nonsubsidi. "Adalah kenaikan itu sampai 30 persen karena banyak pengguna gas nonsubsidi yang mulai beralih ke subsidi," tutupnya.(ayi)