KAUM IBU AMBIL ALIH UPACARA HUT RI DI KELURAHAN SIDOMULYO TIMUR

Seluruh Petugas Perempuan, Tiga Pengibar Sudah Bercucu

Pekanbaru | Kamis, 18 Agustus 2022 - 11:46 WIB

Seluruh Petugas Perempuan, Tiga Pengibar Sudah Bercucu
Petugas upacara yang semuanya ibu-ibu mengibarkan bendera Merah Putih di RW 05, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Rabu (17/8/2022). (FOTO WARGA UNTUK RIAUPOS.CO)

BAGIKAN



BACA JUGA


PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - TIDAK ada yang berani tertawa ketika sembilan ibu-ibu yang tiga di antara mereka sebenarnya sudah nenek-nenek saat melakukan pengibaran bendera merah putih. Semua serius melihat langkah tegap para kaum hawa yang kebanyakan tinggal di Jalan Irkab, RW 05, Kelurahan Sidomulyo Timur, Marpoyan Damai tersebut.

 


Berdiri di atas podium sebagai inspektur upacara, Lurah Sidomulyo Timur yang juga ibu-ibu, yaitu Media Nova SSos MSi. Tidak ada rasa canggung terlihat dari para kaum hawa yang berseragam serba merah putih tersebut.

Tidak hanya pengibar dan inspektur, pemimpin upacara, pimpinan barisan dan petugas pembaca tata tertib upacara juga kaum hawa. Bahkan panitia mempersiapkan seluruh barisan yang berada tepat di depan Inspektur upacara diisi seluruhnya oleh ibu-ibu. Sementara bapak-bapak dan kaum adam lainnya berbaris di bagian samping.

Lurah Sidomulyo Timur Media Nova ditemui usai upacara mengaku terharu dengan kaum ibu yang begitu semangat menjadi petugas upacara. Dirinya mengaku, hal itu murni keinginan dari warga.

”Saya tidak tahu awalnya, cuma warga datang dan meminta saya hadir sebagai inspektur. Kami dari kelurahan sangat mengapresiasi semangat warga RW 05, terutama para ibu-ibu PKK yang hari ini menjadi petugas upacara,” ungkapnya.

Untuk menghadirkan lurah sebagai inspektur ternyata tidak mudah. Ketua RW 05 Novis Nazar didampingi Ketua RT 02 Gursi menjelaskan pihaknya sampai menemui Camat Marpoyan Damai untuk memastikan lurah bisa hadir. ”Ini demi keseragaman dan kecocokan, karena kebetulan lurah juga ibu-ibu. Jadi kami urus sampai kecamatan. Karena ini resmi, kalau tidak, lurah bisa tidak dapat izin dari wali kota,” kata Novis.

Novis menyebutkan, ini pertama kalinya lurah menjadi inspektur upacara di lingkungan tempat tinggal mereka. RW 05 sendiri mulai melaksanakan upacara kemerdekaan sejak 2015.

Terkait seluruh petugas upacara perempuan ini, kata ketua panitia acara M Robi, murni keinginan para ibu-ibu. Keinginan itu disampaikan ibu-ibu PKK RW 05 saat rapat persiapan pelaksanaan.

”Waktu kami rapat panitia, ibu-ibu di sini minta mereka jadi pengibar. Kami sebagai panitia bertanya, apakah sanggup nanti latihan tiap hari, lalu bisa tidak mengumpulkan 15 orang. Ibu-ibu ini mengaku sanggup, ya kami dukung,” kata Robi.

Ternyata melatih ibu-ibu sebagai pengibar bendera tidaklah mudah. Apalagi rata-rata usia sudah di atas 40 tahun. Bahkan ada tiga nenek-nenek berusia di atas 50 tahun. Hal ini diakui sang pelatih Koptu Margono.  Didampingi Babinsa Sidomulyo Timur Sertu Dedi S, Margono menjelaskan, perlu tenaga dua kali lipat untuk melatih ibu-ibu tersebut.

”Melatih mereka ini dari nol memang. Jadi saya kan nggak bisa keras ini, apalagi marah. Emak-emak soalnya, bisa-bisa saya duluan kena marah. Jadi sabar saja diperbanyak,” kata Margono.

Margono yang biasanya melatih pemuda, harus kerja keras. Apalagi latihannya digelar bahkan sampai tengah malam. Namun dirinya senang dan bangga, karena para ibu-ibu yang dilatihnya punya semangat tinggi. perlu waktu sekitar tiga pekan bagi dirinya untuk mempersiapkan para pengibar. Jam latihannya pun malam hari.

Sementara itu, salah seorang pengibar bendera tertua, Zulhaima (59), nenek satu cucu, mengaku cukup menikmati perannya sebagai pengibar. Ini adalah pengalaman pertama sebagai pengibar 17 Agustusan setelah terakhir kali melalukannya saat masih berstatus pelajar, puluhan tahun silam.

”Belum pernah (sejak tamat sekolah, red). Terakhir saya jadi pengibar tahun 1979. Tapi alhamdulillah karena ada juga yang muda-muda, saya semangat dan sukses hari ini (kemarin, red),” ungkapnya dengan ceria.

Selain Zulhaima, masih ada dua lagi nenek-nenek yang menjadi petugas upacara. Mereka adalah Dasmawati  dan Ernianti yang juga masing-masing telah dikaruniai satu orang cucu.

Upacara pengibaran bendera yang digelar di Lapangan Jalan Irkab, samping Masjid Nurul Ihsan ini sendiri berlangsung sukses. Usai barisan peserta dibubarkan, tepuk tangan riuh menggema dari sekitar 250 warga peserta upacara dan juga warga yang hadir di sekitar lokasi.

Kegiatan tahun ini menurut panitia begitu meriah, apalagi saat Covid-19 sedang tinggi tahun lalu mereka tidak bisa upacara. Kemeriahan tergambar dari banyaknya pernah-pernik perayaan. Ada pagar bambu yang mengelilingi lapangan upacara, ada sejumlah replika meriam yang juga terbuat dari bambu.

Pada hari itu panitia menggelar banyak perlombaan. Selain itu, panitia juga membagi-bagikan puluhan door prize. Salah satu hadiah utamanya adalah sepeda.***

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Marpoyan Damai









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook