PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Jelang Iduladha 1440 Hijriah, pedagang hewan kurban musiman mulai bermunculan di Kota Pekanbaru. Seperti di Jalan Jalan Soekarno-Hatta dekat Eka Hospital.
David (48), salah seorang pedagang hewan kurban musiman mengatakan sejak dibuka beberapa waktu lalu sudah banyak warga yang bertanya hingga memesan hewan kurban.
“Sapi baru empat hari ini jualan. Kalau kambing H-3 atau H-2 Iduladha baru ramai orang mencari. Ada sekitar 50 ekor disiapkan,” kata David.
Pria yang biasanya bekerja sebagai jasa travel ini mengaku telah menjadi pedagang musiman sejak sebelas tahun lalu. “Enak seperti ini, banyak kenal orang masjid, haji. Pokoknya 40 hari bisa kasih kerja orang, kasih makan orang,” jelasnya.
Menurutnya, setiap hari ada saja masyarakat yang mampir untuk bertanya mengenai hewan kurban. Terlihat terdapat tiga kandang dipersiapkan dengan ukuran 20x5,5 M yang dapat menampung 30 ekor sapi.
“Kalau di belakang hanya 20 ekor. Kambing belum ada, masih sapi yang ada sekarang, sebagian masih dalam perjalanan dari Tembilahan ke sini (Pekanbaru, red),” ucapnya.
Sementara itu, sapi yang dijualnya merupakan jenis sapi madura dengan ciri khas tulang kecil dan berdaging banyak. Dengan harga berkisar dari Rp15 juta sampai Rp25 juta. “Ada yang besar Rp35 juta. Tapi tidak berani bawa, yang standar saja bawa,” imbuhnya.
Tahun lalu, kata David, ia dapat menjual 97 ekor sapi. Bahkan pembeli tidak hanya berasal dari Pekanbaru saja, tetapi dari kabupaten/kota lainnya, seperti Duri hingga Bengkalis.
“Pernah dari Bengkalis beli 30 ekor, waktu kandang masih di tanah kosong, lokasi Transmart sekarang. Kalau di sini (dekat Eka Hospital, red) sudah lima tahun,” ucapnya.
Untuk memenuhi makanan hewan ini, ia memiliki enam anggota yang bertugas sopir, anak gembala hingga mencarikan makanan ternak, berupa rumput berkeliling wilayah Pekanbaru.
“Sekarang masih sekali sehari. Nanti malam masuk 30 sapi lagi, itu dua kali sehari carinya,” sambungnya.
Sebagai wilayah perkotaan yang banyak areal perumahan dan bangunan pertokoan, ia menjelaskan pihaknya tidak kesulitan mencari rumput. Terkadang malah warga yang menawarkan rumput baik di lahannya maupun rumahnya.
“Malah seneng, karena dibersihkan. Kadang anak-anak malah ditawarin minum makan, karena dibersihkan dari rumput,” ujarnya.
Dalam beberapa hari saja, ia telah menjual sekitar 14 ekor sapi. “Baru saja ada yang beli lima ekor. Belum diambil, masih di sini. Yang sudah dipesan diberi label di dadanya. Tidak ada harga tambahan untuk makannya selama belum diambil,” sambungnya.
Pembelian hewan kurban di awal seperti saat ini kebanyakan berasal dari pengurus masjid. Sementara, menjelang H-10 barulah pembeli perseorangan mulai ramai membeli.
“Kalau hitung kasar ada sekitar enam ribuan masjid dan musala di sini, sehingga pasti ada saja yang cari hewan kurban,” tambahnya.(*1)