Pembangunan Pasar Induk Jalan di Tempat

Pekanbaru | Jumat, 18 Mei 2018 - 09:41 WIB

KOTA (RIAUPOS.CO) - Pembangunan Pasar Induk di Jalan Soekarno-Hatta terkesan berjalan di tempat, belum menunjukan peningkatan yang signifikan. Pasalnya progres pekerjaan bangunan tempat  bongkar muat presentatif belum beranjak dari angka 27 persen.

Dalam pelaksanaan pembangunan pasar yang berdiri di atas lahan seluas 3,2 hektare dengan menelan biaya sekitar Rp 94 miliar, memang molor dari kesepakatan. Sebab sejak penandatangan kontrak kerjasama dilakukan Wali Kota Pekanbaru dengan Direktur PT Agung Rafa Bonai Tondi Roni Tua di ruang rapat Wali Kota Pekanbaru, Senin (24/10/2016) silam, pasar tersebut hingga kini tak kunjung rampung.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dampak dari kondisi itu, maka sementara waktu aktivitas bongkar muat dilakukan di sekitaran terminal Bandara Raya Payung Sekaki (BRPS). Meski Pemko selaku pemilik tahan, namun tidak pernah menerima retribusi. Karena seluruh pungutan yang dibebankan ke pedagang dikelola Persatuan Keluarga Besar Terminal (PKBT).

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut ketika dikonfirmasi mengaku tidak tahu secara pasti mengenai progres pembangunan. “Saya kira masih 27 persen yang kemarin. Tapi kita tetap optimis (rampung sesuai target waktu, red), “ ujar Ingot kepada Riau Pos, Kamis (17/5).

Dikatakannya, berdasarkan informasi yang diterima dari tim teknis bangunan. Pengerjaan pembangunan Pasar Induk, kini pada tahapan bagian yang memakan waktu cukup lama, yakni proses penimbunan lahan usai pembangunan fondasi.

“Kemarin terkendala karena musim penghujan. Sekarang sudah kering (musim panas, red), mudahan ini berjalan dengan lancar dan poin akan cukup besar,” kata mantan Kabag Humas Setko Pekanbaru.

Pasar akan memiliki beberapa fasilitas, di antaranya kios grosiran ukuran 8 x 36 meter sebanyak empat unit, di mana di dalamnya terdapat sebanyak 72 unit los ukuran 4x4 meter. Lalu bangunan gudang pasar ukuran 4x10 meter, 4 unit kios ukuran 3x3 meter.

Kemudian kios gosiran ukuran 8x32 meter sebanyak 14 unit di dalamnya terdapat 224 unit los ukuran 4x4 meter. Los pasar eceran ukuran 1,5x2 meter sebanyak 160 unit, kios pasar sebanyak 48 unit ukuran 2x2 meter, 42 unit ruko ukuran dua lantai ukuran 2x8 meter, pujasera ukuran 15x25 meter dengan tempat tenan yang disedikan sebanyak 44 unit ukuran 2x2 meter.

Namun, kini beredar kabar bahwa grosiran maupun kios-kios yang belum rampung itu sudah disewakan kepada masyarakat.  Terkait itu,  Ingot mengaku tak mengetahuinya. Itu prinsipnya dengan pihak manajement PT Agung Rafa Bonai. “Ada memang kios-kios untuk eceran. Tapi yang kita minta untuk grosiran. Dan itu harus dikomunikasikan. Nanti jika ada sewa atau jual beli harus diketahui pemko,” pungkasnya. (rir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook