PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Rencana pembangunan kandang ayam petelur, program bantuan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru kepada PKK, di tengah pemukiman warga RT 02 RW 26 Kelurahan Rejosari, menuai protes. Beberapa perwakilan warga mendatangi kantor Lurah Rejosari, Selasa (17/11/2015).
Perwakilan warga antara lain, Ridwan, Nazaruddin, Mukhtaruddin, Nurin, Rohimin, Maulana, didampingi Ketua RT 02 Sukiman, menghadap Lurah Rejosari Hoirul Efendi, untuk mengadukan persoalan yang mereka hadapi. Menurut informasi, kendati diprotes warga, pembangunan kandang ayam berkapasitas 2.000 ekor, berukuran 8x20 meter, di atas tanah milik warga Sarimun, tadinya tetap akan dilanjutkan. Meskipun letaknya di dekat pemukiman dan diprotes keras oleh warga.
Kalau kandang ayam itu jadi dibangun, warga sekitar yang akan terkena dampaknya. Selain bau busuk menyengat dari kotoran ayam, kandang ayam dekat pemukiman itu berpotensi menyebarkan penyakit. "Tampaknya mereka akan tetap meneruskan pembangunan kandang ayam itu. Sebab semua material yang dibutuhkan sudah di drop ke lokasi. Karena protes kami tak digubris, kami melaporkan masalah ini kepada pak lurah," kata Nazaruddin.
Dalam pertemuan dengan lurah, Ketua RT 02 Sukiman juga menjelaskan keluhan warga yang keberatan. "Saya hanya bisa menampung keluhan warga. Tapi, Pak Sarimun tetap ngotot kandang ayam itu dibangun di atas tanahnya," ujar Sukiman. Menurut warga, Sarimun sulit diajak berunding. Warga memilih menghindari persoalan dengan Sarimun.
Termasuk saat Ketua RT 02 Sukiman mengundang warga yang keberatan bertemu dengan Sarimun. "Kami menolak saat Pak RT mengundang kami ke rumah Pak Sarimun untuk membahas masalah ini. Seharusnya pertemuan itu di rumah Pak RT, bukan di rumah Pak Sarimun," kata Muchtar.
Lurah Rejosari Hoirul Efendi coba menengahi protes warga dengan menghubungi Sarimun via handphone. "Kalau warga keberatan saya tak masalah kandang ayam itu dipindahkan ke tempat lain," kata Sarimun.
Lurah menyarankan, sebaiknya kandang ayam itu dipindahkan ke lokasi yang tidak berdekatan dengan pemukiman. Kebetulan ada lahan kosong sekitar 100 meter dari lokasi semula. Namun terkendala dengan jaringan listrik dan air. "Saya akan bantu untuk membeli kabel listriknya. Sumurnya silakan warga yang mengusahakannya,’’ kata Hoirul.
Laporan: Nofra Saputra
Editor: Fopin A Sinaga