Siswi SMK PGRI Pingsan

Pekanbaru | Selasa, 17 April 2012 - 09:40 WIB

PEKANBARU (RP) - Satu orang siswi kelas 3 AK 1 SMK PGRI Pekanbaru, Sari Lestari jatuh pingsan jelang melaksanakan Ujian Nasional (UN) hari pertama, Senin (16/4). Akibatnya, Sari harus didiskualifikasi dari ujian hari pertama ini.

‘’Cerita dari teman-temannya, dia ini memang sudah kurang sehat sejak hari Sabtu. Tapi dia memaksa untuk ikut ujian. Katanya dia tidak mau ujian susulan,’’ ujar Wakil Kepala Bidang Humas SMK PGRI Pekanbaru, M Roem.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pantauan Riau Pos di SMK PGRI, Sari tampak terbaring lemas di ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Dengan masih berbalut seragam putih abu-abu, Sari terbaring sementara rekan-rekannya yang lain sibuk melaksanakan ujian.’’Dia sepertinya memaksakan diri mau ikut ujian. Habis sakit tdpun dia masih memaksa mau ikut ujian, tapi kita minta dia istirahat dulu,’’ lanjut M Roem.

Pingsannya Sari ini bermula saat ia usai mengikuti pengarahan dari pihak sekolah senin pagi itu. Setelah pengarahan, Sari beserta siswa-siswi yang lain lalu berbaris di depan kelasnya masing-masing. Saat itulah, ia jatuh pingsan.

Sedangkan kepastian Sari didiskualifikasi dari ujian hari pertama diperoleh dari Kepala Sekolah SMK PGRI Pekanbaru, Drs Shofrudin.’’Keputusan pengawas ujian, dia didiskualifikasi dari ujian hari ini,’’ kata Shofrudin.

Sementara itu, UN hari pertama di SMK PGRI Pekanbaru ini berjalan lancar. Dari 215 orang siswa, hanya satu orang yang tidak bisa mengikuti ujian.’’Persiapan UN sudah kita lakukan sejak jauh hari, terobosan bagi kita lakukan sejak oktober 2011. Selain itu, pendekatan keagamaan juga kita lakukan pada pagi hari dan terutama hari Jumat,’’ papar M Roem.

Penghuni Lapas Wanita dan Anak Pekanbaru tak ada yang mengikuti ujian pada UN tahun ini. Begitu juga anggota geng motor yang sempat melakukan aksi pengerusakan dan pelemparan di Mapolresta Pekanbaru beberapa waktu yang lalu. ‘’Kemarin kita terima tujuh orang dalam kasus geng motor yang dititipkan di sini. Satu orang dapat penangguhan, jadi tinggal enam orang lagi,’’ jelas Kalapas Wanita dan Anak Pekanbaru, Agus Pritiatno pada Riau Pos.

Dikatakannya, dari keenam orang ini tak ada satupun yang masih bersekolah.’’Saat ditanya mereka bilang sudah tidak sekolah,’’ jelas Agus. (ali/lim)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook