PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Sempat membaik, kualitas udara di wilayah Kota Pekanbaru kembali terpantau memburuk.
Udara Pekanbaru dan sekitarnya masuk kategori tidak sehat dengan status Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada di ring 113 pada Ahad (16/2).
Kualitas udara tersebut terpantau dari tiga stasiun milik Labor udara Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru. Ketiga stasiun pemantau tersebut berada di wilayah Tampan, Sukajadi dan Kulim.
“ISPU hari ini, Ahad (16/2) di ring 113, kategori tidak sehat, parameter kritis PM 10,” ungkap Kepala Labor udara BLH Pekanbaru Syarial pada Riau Pos, kemarin.
Kualiatas udara masuk kategori tidak sehat tersebut sudah sangat membahayakan bagi kesehatan. Pihak labor tersebut telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Diskes dan Disdik untuk dijadikan pegangan mereka.
“Kami terus berkoordinasi dengan dua instansi tersebut,” tambahnya.
Beberapa hari lalu kualitas udara sempat membaik. Dengan ditandai ISPU di bawah ring 100. Syarial mengaku tidak tahu penyebab kualitas udara di wilayah Pekanbaru masuk kategori tidak sehat. Syarial memastikan buruknya kondisi udara beberapa pekan terakhir karena terpapar partikel debu. Diduga partikel debu berasal dari asap kebakaran hutan dan lahan (Kahutla).
“Kualitas udara dapat berubah dalam jangka waktu jam. Setiap jam bisa berubah, itu tergantung dengan arah angin,” katanya lagi.
Seperti diketahui beberapa pekan terakhir asap karhutla di kabupaten tetangga melanda hingga wilayah Kota Pekanbaru.
Untuk itu labor BLH intens memantau kualitas udara di wilayah Pekanbaru. Hasil ISPU atau kualitas udara selalu diinformasi terhadap pihak terkait yakni dinas kesehatan dan dinas pendidikan.(ilo)