Laporan MAHYUDI, Jakarta
Kementerian Pekerja Umum (PU) bersama Pemerintahan daerah Provinsi Riau terus meneliti soal turunnya lengkungan tengah (camber) Jembatan Siak III yang baru diresmikan awal Desember tahun 2011 lalu.
Pasalnya, menurut Dirjend Bina Marga Kementerian PU, Djoko Murjanto, jika penurunan lengkungan itu terus berlanjut akan berbahaya bagi keselamatan terutama bagi yang melewati jembatan penghubung Kota Pekanbaru dengan kecamatan Rumbai tersebut.
“Kita sedang teliti. Kalau penurunannya berhenti, maka itu tidak terlalu berbahaya,” ujar Dirjen Bina Marga, Kementerian PU Djoko Murjanto kepada Riau Pos di Jakarta di sela-sela rapat dengan DPR RI, Kamis (16/2).
Djoko mengaku bahwa dirinya sudah ke Pekanbaru untuk meninjau langsung jembatan yang belakangan ini dipolemikkan. Hasilnya, Kementerian PU menemukan ada beberapa yang perlu diperhatikan terutama turunnya lengkungan tengah jembatan tersebut.
“Kita periksa terus-menerus, penanganan-penanganan, termasuk baut-bautnya juga harus dipaskan. Tapi yang menjadi perhatian kita adalah soal penurunan lengkungan itu, apakah masih turun lagi atau tidak,” ungkap Djoko.
Berikut petikan wawancara singkat wartawan Riau Pos dengan Dirjen Bina Marga, Kementerian PU Djoko Murjanto.
Apa sudah ada laporan dari Dinas PU Provinsi Riau soal lengkungan yang kini dipolemikkan itu? Kalau sudah, sejauh mana Kementerian PU mengetahui kondisi ini?
Sudah, bahkan saya sudah ke sana (Pekanbaru) meninjau langsung.
Apa saja yang ditemukan Kementerian PU di lapangan?
Kita lihat memang ada beberapa yang perlu diperhatikan, terutama cambernya yang masih belum sempurna. Lengkungan tengah jembatan memang menurun.
Kalau begitu apa ini terjadi kesalahan konstruksi, bahan atau lainnya?
Saya belum tau, kan kita tak ikut karena proyek Pemda.
Lalu apa yang dilakukan Kementerian PU sejauh ini dan apa rekomendasinya?
Kita sedang menelitinya. Setiap seminggu sekali kita teliti bersama-sama Pemda.
Sejauh mana keamanan jembatan dengan lengkungan turun hingga 7 sentimeter ini, apa memungkinkan untuk terjadinya kondisi ekstrem, misalnya rubuh?
Kalau penurunan itu terus berlanjut, maka akan berbahaya. Tapi kalau penurunannya berhenti, maka itu tidak terlalu berbahaya.
Kalau demikian apa pertimbangan dan penjelasan yang harus disampaikan ke masyarakat bahwa jembatan ini aman?
Jembatan itu kan masih belum dioperasikan secara penuh. Tapi jika masyarakat khawatir dan ragu, jangan dilewati.
Kenapa tidak ditutup saja Pak?
Kalau ditutup sih gak, tapi jangan dioperasikan secara full atau penuh.
Apa hasil evaluasi konprehensif Kementerian PU terhadap jembatan ini. Apa rekomendasinya. Apalagi jembatan ini termasuk dari sekian jembatan yang mendapat perhatian serius Kemen PU?
Sekarang ini kita belum berani membuat suatu keputusan apakah ini boleh dibuka menyeluruh atau tidak. Karena kita sedang teliti, kita periksa terus-menerus, termasuk baut-bautnya yang harus dipaskan. Tapi yang menjadi perhatian kita adalah soal penurunan lengkungan itu.
Bila diperbandingkan dengan kondisi jembatan serupa di Indonesia, lengkungan ini apa lazim terjadi bagi sebuah jembatan baru?
Jarang terjadi, lengkungan seperti Jembatan Siak III itu.(muh)