Maret-Desember Sudah 363 Tenaga Medis Wafat

Pekanbaru | Rabu, 16 Desember 2020 - 12:00 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat Covid 19. Dari Maret lalu hingga pertengahan Desember 2020 ini, terdapat total 363 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19, di antaranya 202 dokter umum dan spesialis, dokter gigi, dan 146 perawat.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 107 dokter umum diantaranya empat guru besar, 92 dokter spesialis, serta dua residen, dan satu dalam verifikasi yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI wilayah provinsi dan 92 IDI cabang kabupaten/kota.


Berdasarkan data,  di Riau tercatat lima dokter meninggal, di Jawa Timur 41 dokter, dua dokter gigi, dan 43 perawat, DKI Jakarta 31 dokter, lima dokter gigi dan 21 perawat, Sumatera Utara 24 dokter dan tiga perawat, Jawa Barat 20 dokter, empat dokter gigi, dan 19 perawat, Jawa Tengah 21 dokter dan 22 perawat, Sulawesi Selatan tujuh dokter dan tiga perawat dan Banten tujuh dokter dan dua perawat, Bali enam dokter.

Sementara itu, di  Aceh enam dokter dan dua perawat, Kalimantan Timur lima dokter dan tiga perawat,  DI Jogjakarta enam dokter dan dua perawat, Kalimantan Selatan enam dokter, satu dokter gigi, dan enam perawat, Sumatera Selatan empat dokter dan enam perawat, Kepulauan Riau tiga dokter dan dua perawat.

Selanjutnya di Sulawesi Utara tiga dokter, Nusa Tenggara Barat dua dokter dan satu perawat, Sumatera Barat satu dokter, satu dokter gigi, dan dua perawat, Kalimantan Tengah satu dokter dan dua perawat. Di Lampung satu dokter dan satu perawat, Maluku Utara satu dokter dan satu perawat, Bengkulu satu dokter, Sulawesi Tenggara satu dokter dan dua dokter gigi, Papua Barat satu dokter Papua dua perawat, Nusa Tenggara Timur satu perawat, Kalimantan Barat satu perawat, serta daerah penugasan luar negeri di Kuwait dua perawat.

Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan salah satu dampak dari peningkatan jumlah penderita Covid-19 baik yang dirawat maupun yang orang tanpa gejala (OTG). Pemilihan kepala daerah (pilkada) yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Covid-19.

"Kami mengimbau masyarakat dan kepala daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktivitas yang melibatkan berkerumunan massa. Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala," kata Adib.

Adib berharap para pemimpin daerah yang terpilih untuk memprioritaskan penanganan pandemi Covid-19 dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan seraya melindungi para tenaga medis dan kesehatan.

Dia mengimbau masya­rakat untuk melakukan per­lindungan maksimal tetap menjalankan protokol kesehatan meski vaksin Covid-19 sudah tersedia. Pasalnya,situasi penularan Covid-19 di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali. Tingginya lonjakan pasien Covid-19 serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada semua untuk tetap waspada dan menjalankan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun)).

"Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri namun juga keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerjasama seluruh pihak," katanya.(aga)

Laporan: DENNI ANDRIAN (Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook