Warga Rumbai Krisis Air Bersih

Pekanbaru | Sabtu, 16 November 2013 - 07:21 WIB

Warga Rumbai Krisis Air Bersih
BERMAIN: Anak-anak Perumahan Witayu bermain bersama orangtuanya di tenda pe-ngungsian, Jumat (15/11/2013). Foto: *4/Mirshal/Riau Pos

Laporan Adrian Eko, Pekanbaru  adrianeko@riaupos.co

Warga Perumahan Witayu, khususnya di RT 11, Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai Pesisir, kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk keperluan sehari-hari, Jumat (15/11) siang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dituturkan Ramond (38), warga Jalan Gotong Royong II, Perumahan Witayu kepada Riau Pos, keluarga korban banjir yang mengungsi, saat ini sangat memerlukan air bersih untuk keperluan memasak.

Begitu juga untuk keperluan mandi anak-anak berusia di bawah lima tahun yang mengungsi bersama orang tuanya di tenda-tenda penampungan.

‘’Hingga kini kami kesulitan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Begitu juga untuk air mandi anak-anak kami yang masih kecil-kecil. Lebih dari sepuluh anak-anak juga ikut mengungsi bersama orang tuanya di tenda penampungan,’’ tutur Ramond sembari menggendong putrinya yang masih berusia satu tahun.

Kondisi di tenda penampungan yang berada di bagian Utara perumahan tersebut, masih belum mampu melindungi warga dari hujan lebat yang mengguyur. Karena air hujan tetap bisa masuk ke dalam tenda.

Selain itu, bagian dalam tenda juga tergenang dan membasahi sejumlah tikar, kasur dan selimut para pengungsi.

Sementara itu, dari pengamatan Riau Pos, dibandingkan dengan sehari sebelumnya, Kamis (14/11), ketinggian air sudah mulai surut sekitar 10 centimeter sampai satu meter. Namun, jika hujan kembali turun di hulu Sungai Siak, maka dikhawatirkan banjir akan kembali naik.

Banjir terparah terjadi di Jalan Gotong Royong IV dan V, kedalaman air mencapai satu meter.

Walaupun beberapa keluarga masih memilih bertahan dengan membuat panggung di dalam rumah, namun sekitar 14 keluarga sudah mengungsi. 12 keluarga di antaranya berada di tenda yang dibangun Dinas Sosial, di bagian belakang Perumahan Witayu.

Hingga Jumat pukul 13.00 WIB, bantuan Sembako belum satupun diterim. Selain sembako warga juga memerlukan pakaian layak pakai seperti sarung, selimut dan jaket untuk mengusir dingin di tempat pengungsian. ‘’Kami belum ada menerima bantuan dari pihak manapun,’’ ungkap Hasan Basri, warga Perumahan Witayu.

Masih Jadi Masalah

Sekitar 40 rumah warga Taman Sari Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayanraya terendam air setinggi 60 centimeter. Kondisi ini dan berjalan sejak Senin (11/11) lalu.

‘’Di perumahan kami memang air sudah merendam sejak kemarin. Ketinggaian air awalnya tinggi, tapi beberapa hari ini menurun jadi sekitar 60 centimeter saja. Selain karena hujan yang terus menguyur, ketinggian air Sungai Siak yang meningkat juga membuat air tergenang di perumahan kami,’’ terang Rozali, salah seorang warga yang tinggal di lokasi tersebut kepada Riau Pos, Jumat (15/11).

Dari pantauan Riau Pos, di daerah Taman Sari yang berada tidak jauh dari kawasan Teluk Lembu Ujung, beberapa rumah terendam air. Meski begitu warga tetap bertahan dengan alasan air yang mengenangi rumah mereka sudah menjadi hal yang biasa.

Berdasarkan penuturan beberapa warga, air tersebut selain diakibatkan oleh air hujan juga disebabkan oleh meningkatnya debit air di Sungai Siak dan Sail yang memang berada tidak jauh dari pemukiman warga.

Meningkatnya debit air juga terjadi karena pendangkalan yang terjadi di Sungai Sail, sehingga air tidak bisa terbendung dan masuk ke pemukiman warga yang mayoritas masih rumah semi permanen tersebut.

Tidak hanya itu, drainase yang tidak ada di kiri kanan jalan juga membuat air terkurung dan tidak bisa ke luar ke sungai.

Terkait hal tersebut, Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi SSi yang berkesempatan melihat langsung lokasi terendam ini menyatakan harus ada jalan keluar untuk mengatasi masalah ini.

‘’Bagusnya jika seperti ini warga membangun rumah yang lebih tinggi, camat juga harus mendengar aspirasi warga bagaimana ini bisa teratasi. Untuk Dinas PU juga bisa segera tanggap persoalan ini, mulai dari membangun drainase atau penanggulangan lainnya. Namun begitu sementara saya minta warga mewaspadai gejala kesehatan yang bisa terjadi akibat air ini, baik diare maupun DBD,’’ terang Ayat.(*4/rnl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook