PEKANBARU (RP) Tingginya curah hujan dalam dua bulan terakhir, membuat Supriadi -penjaga stasiun pompa air Parit Belanda, Jalan Nelayan, Kecamatan Rumbai- harus sedikit bekerja ekstra.
Untuk menghindari terjadinya banjir di pemukiman warga, ketinggian air dipantau setiap dua jam sekali.
Pernyataan itu disampaikan Supriadi kepada Riau Pos, Kamis (15/11). Menurutnya, dengan kondisi cuara seperti sekarang ini, besar kemungkinan dalam seketika air kiriman dari daerah tetangga akan bisa membanjiri perumahan masyarakat yang ada di Pekanbaru.
Sebab air yang berasal dari parit Belanda sendiri katanya juga bersumber dari Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.
Kalau sempat curah hujan tinggi di daerah Kampar Kiri, maka air yang dari sana akan turun ke sini (Sungai Siak, red). Makanya untuk mengantisipasi agar masyarakat yang tinggal di Jalan Sri Meranti dan sekitar tidak kebanjiran, setiap dua jam sekali kita melakukan pemantauan terhadap ketinggian air di dipintu air parit Belanda ini, ungkapnya.
Jika ketinggian air sudah mencapai 2,5 meter, lanjut Supriadi, maka pihaknya langsung menghidupkan mesin dan melakukan pemompaan. Untuk sekarang ini kata Supriadi, dalam satu hari itu terkadang pemompaan dilakukan dua kali dalam sehari.
Yang kita khawatirkan pada saat air dari Sungai Siak tinggi, kemudian air kiriman dari Kampar Kiri dan sekitarnya juga tinggi, maka ini yang sangat membahayakan terjadinya banjir kepada pemukiman masyarakat. Karena pintu air tidak bisa kita buka. Kalau ini dibuka, maka air dari Sungai Siak akan masuk. Makanya yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan pemompaan, ujarnya.(lim)