PU Normalisasi Saluran Drainase

Pekanbaru | Jumat, 16 November 2012 - 09:38 WIB

PEKANBARU (RP) — Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pekanbaru hanya melakukan normalisasi saluran air (drainase) untuk mengantisipasi banjir.

Sedangkan untuk rehabilitasi drainase belum bisa dilakukan tahun ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Berdasarkan data Dinas PU Kota Pekanbaru, jumlah drainase yang mengalami sedimentasi atau pendangkalan karena endapan lumpur dan sampah mencapai belasan.

Sedangkan yang sudah ditangani dengan baik baru drainase di Jalan Soebrantas.

‘’Kita sudah menangani drainase di Jalan Soebrantas, sekarang sudah tak banjir lagi meski hujan deras datang. Kita hanya melakukan normalisasi drainase saja tahun ini, sedangkan rehabilitasi drainase tahun ini belum dilakukan,’’ ujar Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PU Kota Pekanbaru Mulyanto kepada Riau Pos, Kamis (15/11).

Ditambahkan, saat ini petugas juga sedang menangani drainase di Jalan Kaharudin dengan melakukan pengerukan sampah, limbah rumah tangga, dan lumpur yang memenuhi saluran air di daerah tersebut. Karena jumlah petugas yang terbatas, penanganan drainase belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh.

‘’Petugas kita terbatas sehingga belum semua drainase di Pekanbaru dapat dibersihkan. Sebenarnya untuk masalah drainase kecamatan dan kelurahan juga memiliki tanggung jawabnya. Jadi kita berharap saling berkoordinasi untuk menangani drainase jangan diserahkan kepada dinas PU semuanya,’’ kata dia lagi.

Selama ini, diakuinya pihak kecamatan dan kelurahan tidak pernah berkoordinasi dangan Dinas PU Kota Pekanbaru.

Akibatnya, penanganan masalah drainase tidak dapat ditangani dengan cepat dan berlarut-larut.

Jika seandainya kecamatan berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas PU maka menurut Mulyanto masalah drainase tidak akan terjadi setiap tahun.

‘’Kita berharap kecamatan dan kelurahan saling berkoordinasi dengan kita sehingga penanganan masalah drainase  segera diselesaikan. Jangan dilimpahkan ke PU semuanya. Drainase  di wilayah kecamatan itu jarang tersentuh oleh petugas kita yang sedikit dan tak jarang banyak drainase di daerahnya yang macet menyebabkan banjir,’’ tuturnya.

Libur, Tetap Kerja

Sementara itu, Kamis (15/11), meski hari libur, pasukan kuning tetap bekerja membersihkan drainase. seperti terlihat di Jalan HR Soebrantas.

Dua puluh petugas OP Dinas PU Pekanbaru dan satu alat berat terus bekerja sejak pagi selama dua hari belakangan hingga beberapa hari ke depan guna melancar aliran air di Jalan HR Soebrantas menuju perbatasan dengan Kampar.

Dengan lancarnya parit besar di Jalan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi ini diharapkan, air yang tergenang di Jalan Garuda Sakti bisa menyusut.

Lurah Simpang Baru Liswarti mengatakan, sesuai kesepakatan bersama antara Dinas PU, Kecamatan Tampan, Kelurahan Simpang Baru dan warga, penggalian ini akan dilanjutkan ke Garuda Sakti.

‘’Sesuai kesepakatan yang kemarin, Jalan HR Soebrantas mulai dari perbatasan sampai Simpang Panam, Jalan Garuda Sakti di Simpang Panam sampai ke RW 05 Simpang Baru akan digali.

Mudah-mudahan tidak ada kendala karena warga sudah sepakat,’’ ujar Liswati. Liswati menyebutkan, tenaga manusia tidak akan cukup untuk membersihkan kedua bilah parit.

Benar saja, dua puluh petugas OP Dinas PU yang kemarin turun ke parit Jalan HR Soebrantas hampir kewalahan. Karena selain harus membersihkan rumput yang tumbuh di parit, para petugas juga menemui banyak sekali sampah di dasar parit.

Sementara alat berat yang memulai pengerukan mulai dari perbatasan juga tidak bisa bergerak cepat karena besarnya parit yang dihadapi.

Mandor OP Dinas PU Kota Pekanbaru Afrizal yang ditemui wartawan di lapangan juga tidak bisa menyebutkan kapan parit Jalan HR Soebrantas ini akan usai pengerukannya.

‘’Tidak tahu berapa hari, cuma dapat perintah membersihkan dan mengangkat lumpur,’’ kata Afrizal saat mengawasi rekan-rekannya bekerja.

Namun Afrizal nampaknya tidak mau tergesa-gesa, dia komit menuntaskan kelancaran air di parit ini.

‘’Ini harus bersih semua, termasuk kalau pekerja harus masuk kolong kedai-kedai warga yang dibangun diatas parit. Ada penghalang (jembatan atau bangunan), perlu dibongkar kita bongkar,’’ kata Afrizal, yang terlihat fokus mengawasi rekan-rekannya yang berseragam kuning dan berpenutup kepala itu.(ilo/h)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook