INSIDEN jatuhnya pesawat latih milik TNI AU, Selasa (16/10), seolah menjadi pembuktian kekhawatiran warga Pekanbaru. Maklum saja, selama ini Landasan Udara (Lanud) TNI AU Pekanbaru, berada satu lintasan dengan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Sehingga aktivitas bandara, harus berbagi antara pelayanan publik dan aktivitas militer.
Menjadi pemandangan umum bagi siapa saja yang menggunakan Bandara SSK II Pekanbaru, melihat pesawat latih milik TNI AU, terbang dan pergi di lintasan yang sama. Bahkan terkadang, penerbangan umum harus mengalah bila ada pesawat latih militer TNI sedang menggunakan satu-satunya lintasan. Kondisi inipun telah lama dikeluhkan warga, khususnya warga yang berada di Simpang Tiga, Pekanbaru, yang berdekatan dengan Bandara SSK II Pekanbaru.
"Setiap hari, kami tidak hanya mendengar deru pesawat biasa tapi juga pesawat militer. Mereka biasa terbang rendah di sekitar pemukiman warga. Suaranya lebih nyaring apalagi yang jenis jet. Karena memang bandara ini dekat sekali dengan rumah-rumah warga," kata Waziroh, (25), salah satu warga saat dihubungi JPNN.
"Jadi wajar saja kalau jatuh hari ini dekat pemukiman warga. Mudah-mudahan saja tidak ada korban jiwa. Tapi kondisi ini tidak boleh terus begini. Bagaimanapun kami sangat khawatir sekali. Harusnya arena militer TNI agak jauh dari pemukiman warga. Kalau kecelakaan lagi dan jatuh lagi, siapa yang akan tanggungjawab?," tambah Waziroh.(afz)