KOTA (RIAUPOS.CO) - Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Pekanbaru memprediksi musim hujan akan terjadi pada awal September hingga Desember 2017. Hal ini bisa berdampak kepada titik panas yang terjadi akibat kebakaran lahan dan hutan selama musim kemarau ini. Akan tetapi BMKG tetap memperingatkan potensi titik panas masih bisa terjadi sebab lahan gambut yang cepat kering dan sangat mudah terbakar.
Hal ini disampaikan Prakirawan BMKG Kota Pekanbaru Ayudian Rahma kepada Riau Pos, Selasa (15/8). BMKG memprediksi cuaca yang terjadi pada September hingga Desember akan lebih netral dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
”Tahun 2015 Indonesia di landa El Nino yang membuat musim kemarau berkepanjangan. Pada 2016 terjadi La Nina yang mengakibatkan banjir di beberapa daerah. Untuk September hingga akhir Desember 2017 diperkirakan cuaca lebih netral atau normal walau memasuki musim hujan,”ujarnya.
Untuk beberapa hari ke depan, BMKG juga memprediksi akan terjadi hujan di beberapa wilayah di Riau dengan intensitas sedang dan lebat disertai angin kencang pada pada daerah Kota Dumai, Pekanbaru, Kampar bagian tengah, Rohil bagian utara, Bengkalis, serta kepulauan Meranti dan Pelalawan bagian utara dengan jarak pandang sekitar 5 hingga 6 km. Sedangkan suhu udara berkisar di antara 23 hingga 34 derajat celcius.
BMKG juga merilis titik panas yang terjadi di Sumatera, terdapat di beberapa provinsi mulai dari Lampung 5 titik, Sumatera Selatan 3 titik. ”Untuk Provinsi Riau dari pantauan satelit Terra, Aqua, Nasa, hari ini (kemarin) nihil titik panas,”ujarnya.
Untuk gelombang air laut yang berada di perairan Provinsi Riau seperti Kabupaten Bengkalis,Indragiri Hilir, Meranti, serta Kota Dumai masih berkisar antara 0,5 hingga 1 meter.(cr5/ade)