Laporan Joko Susilo, Pekanbaru jokosusilo@riaupos.co
Kurikulum 2013, Senin (15/7), telah diterapkan di Pekanbaru. Tidak semua sekolah yang menerapkan kurikulum baru tersebut. Uji coba kurikulum baru hanya diberlakukan untuk 36 sekolah saja.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Prof Zulfadil, menilai kurikulum baru tersebut menitik beratkan terhadap pendidikan berkarakter. Sekolah pun dinilai dia sudah siap menjalankan kurikulum tersebut.
‘’Sekolah tersebut saya kira sudah menjalankan kurikulum 2013. Kurikulum baru tersebut lebih ke karakternya,’’ ujar Zulfadil kepada Riau Pos Senin (15/7).
Dikatakan Zulfadil, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan, dasar dari pengembangan kurikulum baru adalah untuk membangun pendidikan karakter pada anak-anak bangsa.
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pengembangan karakter di samping keterampilan dan kemampuan kognitif, karena dinilai Indonesia saat ini sedang mengalami krisis karakter yang diperlihatkan dari banyaknya korupsi.
‘’Tindak kejahatan terjadi dimana-mana dan mudahnya anak-anak bangsa menerima kebudayaan dari negara lain tanpa menyaringnya, apakah kebudayaan itu baik atau buruk untuk diri mereka,’’ ungkapnya.
Menurutnya, ada tiga nilai utama yang akan dikembangkan dalam kurikulum 2013. Pertama, menghormati kembali norma-norma yang menjadi budaya bangsa, di antaranya pembangunan karakter jujur, disiplin dan bertanggungjawab. Kedua menumbuhkan nilai-nilai keilmuan.
‘’Dalam hal ini pemerintah berupaya untuk menumbuhkan semangat berinovasi, mencari ilmu dan berkreasi pada para siswa,’’ tegas dia.
Ketiga, adalah menumbuhkan nilai kebangsaan dan cinta tanah air, termasuk di dalamnya menghargai kebudayaan dan karya bangsa.
Zulfadil juga meminta agar para pendidik atau guru tidak perlu khawatir dengan kehadiran kurikulum 2013, karena Kemendikbud telah melatih semua guru dan pengawas dalam penerapan kurikulum baru ini.
‘’Pelatihan tersebut juga akan memberikan pendampingan dalam pelaksanaanya. Selanjutnya, kurikulum baru ini juga disusun untuk meningkatkan kesimbangan otak kanan dan otak kiri,’’ sebutnya.
Hal itu memasukan kembali mata pelajaran pendidikan Pancasila yang dulu sempat dihilangkan. Pelajaram tersebut akan masuk ke dalam pelajaran PPKn (Pendidikan Kewarganegaraan).
Dalam kurikulum 2013, empat pilar juga akan dimaksimalkan. Dalam semua mata pelajaran yang akan diberikan akan ditambah dengan penanaman nilai kebangsaan, terutama untuk pelajaran sejarah dan Bahasa Indonesia.
Proses pembelajarannya juga akan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengobservasi, menganalisa, mempertanyakan dan mengkonsumsikan pengetahuan.
Sementara untuk proses penilaiannya, kurikulum 2013 tidak hanya ditentukan oleh hasil tes saja, tetapi menggunakan penilaian portofolio.
Seperti di SMAN 1 Pekanbaru, kurikulum resmi telah diberlakukan. Kepala SMAN 1 Hj Wan Roswita MPd mengatakan, jika pihaknya sudah melaksanakan kurikulum baru tersebut, dan dinilai dia tidak ada masalahnya, justru akan meningkatkan pendidikan berkarakter anak didiknya.
‘’Kebijakan pemerintah harus siap kita jalankan, saya sendiri sangat mendukung kurikulum 2013, di mana lebih menonjolkan pendidikan berkarakter. Terpenting itu memang karakter, sedangkan untuk pendidikan umum lainya bisa dipelajari dengan belajar dan membaca,’’ ungkap Wan Roswita.
Berkasarkan ketetapan Kementerian pendidikan, diatur untuk kelas anak didik. Untuk tingkat SD kurikulum tersebut hanya kelas I dan IV. Sedangkan tingkat SMP kelas VII, untuk SMA dan SMK hanya kelas X saja.(rnl)