Tabek Gadang ”Parah”

Pekanbaru | Senin, 16 Juli 2012 - 08:40 WIB

Laporan AGUSTIAR dan ADRIAN EKO, Pekanbaru redaksi@riaupos.co

Sejak Kota Pekanbaru diguyur hujan hampir setiap hari, wilayah Tabek Gadang atau persimpangan Jalan HR Soebrantas - Jalan SM Amin selalu digenangi air.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Bahkan sudah empat hari ini, genangan air di Tabek Gadang tak surut.

Selain masalah genangan air yang cukup tinggi dan mengganggu, Tabek Gadang juga dihadapkan pada persoalan kemacetan.

Pantauan Riau Pos, setiap kali ada pertandingan AFC U-22 di Stadion Utama Riau, sejak sore Jalan HR Soebrantas macet. Mulai dari simpang Pasar Pagi Arengka  hingga simpang Tabek Gadang.

Bahkan pada Ahad (15/7) sore, kemacetan panjang terjadi dari arah Simpang Pagi Arengka menuju Panam, begitu juga sebaliknya.

Kemacetan ini diperparah dengan membludaknya pengendara lalu lintas yang hendak menuju stadion utama, tempat akan dilangsungkannya pertandingan Timnas Indonesia melawan Singapura.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Riau Pos di TKP, banjir yang terjadi di simpang Tabek Gadang ini sudah empat hari.

Jika hujan deras turun dalam waktu yang lama, tingginya airnya mencapai tinggi lutut dan meredam aspal sepanjang lebih kurang 50 meter jalan dari arah Panam ke kota.

Air terlihat terhalang dan tidak ada penampungnya yang mampu mengaliri air tersebut.

‘’Empat hari sudah bang, kondisinya masih begini-begini aja, belum ada inisiatif dari pemerintah untuk memperbaikinya. Seperti ini juga kondisinya, selalu macet. Tentu kendaraan yang melalui banjir tidak bisa laju,’’ ujar asalah seorang warga simpang Tabek Gadang, Zainul (34).

Diceritakannya, memang saat ini air sudah turun. Tapi masih tetap saja digenangi air. Malahan kendaraan yang melintas pun tidak bisa kencang dan mengakibatkan macet. ‘’Hampir setiap sore saat banjir seperti ini terjadi macet,’’ ungkapnya.

Menurut warga yang lain, Adi (25) pedagang di sekitar TKP banjir, peristiwa banjir ini sudah lama tapi belum juga terpecahkan. ‘’Kalau tidak salah sejak zaman pak Herman Abdullah (Wali Kota lama) sampai zaman Wako Firdaus pun belum ada solusi konkrit, kami hanya minta ini segera dicarikan solusinya, masa Pemko tidak bisa,’’ kesalnya.

Kondisi wilayah banjir memang tidak sama dengan apa yang dialaminya beberapa tahun lalu. Kalau dulu memang pas di simpang itu masih ada perumahan warga sekaligus berjualan, kini sudah dibongkar dan arealnya lapang. ‘’Dulu parah lagi bang, warga yang tinggal di simpang itu harus menguras tenaga untuk mengeluarkan air dari rumahnya,’’ sebutnya lagi.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Pekanbaru, Sigit Yuwono saat dikonfirmasi menyebutkan, Pemko harus segera mencarikan solusi agar banjir yang sudah menahun ini tidak terjadi lagi. Tentunya melalui dinas terkait, PU dan juga DKP soal sampahnya.

‘’Perlu segera dilakukan pembenahan, dinas terkait harus proaktiflah untuk mencarikan solusinya, jangan dibiarkan. Bisa-bisa merusak aspal yang tadinya keras harus hancur oleh air menggenanginya,’’ kata Sigit.

Ditambahkannya, banjir yang terjadi memang banyak sebabnya, selain drainase yang tidak maksimal, pembangunan di wilayah tersebut terkesan tidak mematuhi aturan yang sudah dibuat tentang sumur resapannya.

Pengawasann dari Dinas Tata Kota pun dinilainya kurang maksimal soal pembangunan yang terjadi.

‘’Kesannya, Perda yang sudah dibuat hanya nyanyian saja, tapi tidak diterapkan,’’ ujarnya.

Ketika diminta komentera terkait masalah ini, Wali Kota Pekanbaru H Firdaus ST MT menyatakan belum mendapatkan laporan.

 ‘’Saya memang belum mendapatkan laporan itu. Akan saya instruksikan dinas terkait untuk mengatasi masalah ini dan berkoordinasi dengan dinas PU karena ini tanggung jawab mereka. Yang saya katakan teratasi itu memang tidak seharusnya ada banjir lagi, tapi melihat intensitas hujan saat ini saya kira wajar saja tidak mampu menampung air tersebut,’’terangnya.(yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook