PEKANBARU (RP) - Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Pekanbaru, Rabu (15/5) menurunkan 12 orang supir baru dan dua supir lama untuk mengoperasikan sejumlah bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) yang sudah dua hari tak beroperasi.
Pantauan Riau Pos di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki, puluhan supir lama masih terlihat duduk-duduk berkumpul dengan sejumlah rekannya.
Sedangkan, kendaraan yang sebelumnya mereka operasikan sudah diambil alih oleh supir yang baru. Namun, karena pengemudi baru tersebut direkrut tidak melalui pelatihan, sehingga banyak terjadi sejumlah kecekaan kecil yang mengakibatkan kerusakan di bus kebanggaan warga Pekanbaru.
Seperti yang terlihat pada bus bernomor lambung 04 dengan nomor polisi BM 7680 TU, bagian kaca spion sebelah kanan sudah bengkok karena terbentur, sedangkan sisi bus sebelah kanan sudah lecet mulai dari depan hingga bagian belakang, ban bagian belakang juga sudah tidak bagus lagi posisinya.
Selain itu, beberapa insiden kecil juga terjadi akibat kurang mahirnya pengemudi baru, sehingga membuat sekumpulan supir lama bersorak sorai mentertawakan keahlian para supir baru tersebut.
Salah seorang supir lama bus TMP, Jondra kepada Riau Pos mengatakan, aktivitas yang mereka lakukan hanyalah duduk-duduk sambil menungu aspirasi mereka dicarikan solusinya oleh Pemko Pekanbaru.
‘’Yah beginilah, kami tidak akan melakukan hal-hal negatif, kami hanya meminta Pemko bisa mengakomodir tuntutan yang kami sampaikan,’’ ujarnya.
Menurut rekan Jondra, Nasrudian kepada Riau Pos, tuntutan mereka yang paling utama di antaranya adalah berupa kejelasan Jamsostek yang sejak dua tahuan terakhir tidak lagi mereka dapatkan. Selain itu buruknya kinerja mekanik dalam memperbaiki bus juga membuat bus-bus yang mereka kendarai sudah banyak tak laik jalan.
‘’Kalau tentang gaji, kami tidak mempersalahkan kalau tak bisa naik, namun hak-hak seperti Jamsostek dan lainnya setidaknya bisa dipenuhi,’’ ujarnya.
Kadihubkominfo Ir H Dedi Gusriadi MT kepada Riau Pos menjelaskan segala yang dituntut oleh para karyawan bus TMP tersebut sudah diselesaikan dan dijamin oleh wali kota.
‘’Kemarin kan sudah mereka sampaikan kepada Wako, dan sudah dicarikan jalan keluarnya, namun mereka malah berubah lagi. Mengenai supir baru yang bekerja hari ini kami akui mereka belum sepenuhnya profesional. Namun, tidak mungkin kami membiarkan kepentingan masyarakat jadi terganggu karena aksi mogok para supir,’’ ujarnya.
Sedangkan mengenai Jamsostek para karyawan yang sudah dua tahun tidak dibayarkan, Dedi mengatakan hal itu karena tersandung dengan payung hukumnya.
‘’Harus ada pihak ketiga dan dasar hukum untuk bisa dilanjutkan, karena kalau tanpa dasar hukum bisa-bisa kita yang tersandung nantinya,’’ lanjut dedi.
Mengenai kontrak karyawan yang hanya dua bulan, Dedi menjelaskan, hal tersebut dilakukan karena bus TMP sendiri sedang dalam masa transisi yang ke depannya akan di kelola oleh PD Pembangunan.
‘’Kita perkirakan dalam dua bulan akan selesai prosesnya, sehingga ke depannya PD lah yang mengelola bus trans metro, kan tidak mungkin kita kontrak lebih lama, namun setelah dua bulan bukan Dishub lagi yang mengelolanya,’’ tambahnya.(*4/dac)