PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebanyak 20 kepala puskesmas di Kota Pekanbaru masih memiliki permasalahan-permasalahan tersendiri yang dialami oleh tiap-tiap puskesmas yang dipimpinnya.
Hal ini diungkapkan oleh beberapa kepala puskesmas yang berada di Kota Pekanbaru, saat melakukan hearing dengan Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Selasa (16/2/2016).
Kepala Puskesmas Muara Fajar, dr Finsen, mengungkapkan di puskesmas di tempat dia pimpin masih banyak kekurangan sumber daya manusia (SDM), sulitnya akan alat transportasi untuk menuju puskesmas dan tidak adanya dokter spesialis.
"Tenaga medis di Puskesmas Muara Fajar hanya berjumlah 24 orang dengan tenaga mendis yang kurang sehingga pelayanan kepada masyarakat terganggu, dan kami juga meminta agar adanya pembangunan rumah sakit di daerah Rumbai," ujar Finsen.
Hal senada juga disampaikan Kepala Puskesmas Rumbai, dr Kiki, mengatakan kurangannya SDM, dan buka selama 24 jam. Sedangkan Kepala Puskesmas Simpang Tiga, dr Leni, membahas masalah penerangan lampu dan sistem keamanan yang kurang.
Sedangkan Kepala Puskesmas Melur, drg Hidayani, mengatakan di Puskesmas Melur yang hanya satu-satunya puskesmas yan memiliki alat ronsen di Pekanbaru, mengalami kerusakkan.
"Kerusakan ini membatasi puskesmas untuk melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat yang ingin melakukan ronsen, yang mana satu hari hanya mampu meronsen 10 orang," ungkap Hidayani.
Kepala Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya, dr Nuraini, mengatakan puskesmas yang dipimpinnya hanya memiliki ruang rawat inap sebanyak 2 buah kamar, yang dipergunakan untuk ruang persalinan dan ruang umum, penerangan yang kurang, serta Insinalator (alat untuk penghancur sampah-sampah medis) yang rusak.
"Kami meminta agar adanya tambahan intensif lebih kepada puskesmas-puskesmas yang berada di pinggiran kota agar nantinya tenaga medis yang ditempatkan di sana bisa bekerja maksimal," kata Nuraini.
Sementara Kepala Puskesmas Pekanbaru Kota, dr Arnieti, meminta agar kedepannya ini semua menjadi perhatian pemerintah daerah dan Kepala Puskesmas Harapan Raya, dr Indah, meminta peninjauan kembali tentang puskesmas yang buka selama 24 jam karena tidak sebandingnya antara masyarakat yang berobat dengan medis yang berjaga.
Laporan: Susanto
Editor: Yudi Waldi